Menu

Mode Gelap
Anggota KPPS di Pasuruan Dukung Paslon saat Kampanye Akbar, KPU Siapkan Sanksi Hari Tenang, Pencopotan APK di Kabupaten Pasuruan Digencarkan Memasuki Masa Tenang, Bawaslu Lumajang Maraton Bersihkan APK Paslon Dua Sekawan Spesialis Pembobolan Rumah Digulung Polisi Hari Tenang, Bawaslu Kota Probolinggo Sapu Bersih APK Paslon Jadi Langganan Banjir, Pemkab Lumajang Segera Normalisasi Sungai Banter

Religi & Pesantren · 2 Jan 2022 16:15 WIB

Kiai Mutawakkil : Jangan Pisahkan Tripilar Pagar Nusa


					Kiai Mutawakkil : Jangan Pisahkan Tripilar Pagar Nusa Perbesar

PAJARAKAN,- Perayaan Apel Akbar dan Tarung Bebas yang digelar Pagar Nusa Komisariat Genggong untuk memeriahkan Hari Lahir (Harlah) Pagar Nusa ke-36 mendapatkan wejangan khusus dari Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Zainul Hasan Genggong, KH. Moh Hasan Mutawakkil Alallah.

Wejangan itu disampaikan Kiai Mutawakkil ketika Apel Akbar di halaman P5 PZH Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Minggu (2/1/2022) kepada para pendekar dari Perguruan Komisariat Genggong yang hadir memeriahkan Milad Pagar Nusa dan Tarung Bebas.

Menurut Kiai Mutawakkil, pendekar saat ini jika memiliki rasa egoisme tinggi, merasa dirinya harus mengangkat martabat padepokan itu sudah merupakan hal biasa yang meskipun hal itu tidak dimiliki para pendekar Pagar Nusa di masa dulu.

Dikatakan Kiai Mutawakkil, sejatinya Pagar Nusa tidak hanya merupakan seni beladiri saja, Namun juga merupakan gerakan olahraga, keagamaan, Indonesia yang menjadikannya tripilar Pagar Nusa dan ketiganya tersebut tidak boleh dipisahkan satu lain.

“Kalau bagi pendekar Pagar Nusa dulu, ulama merupakan medan perjuangan bagi mereka dan hal ini yang sekarang, hari ini tidak ditemukan di perguruan tinggi pencak silat manapun. Oleh karena itu jangan pisahkan tripilar ini,” kata Kiai Mutawakki.

Sebagai pendekar, Ketua MUI Jawa Timur ini berpesan, agar menempatkan semuanya sebagai ibadah. Terlebih, jika menjadi pendekar agar tripilar tetap menjadi prinsip sehingga bisa dan mampu untuk menjaga marwah dan martabat Nahdlatul Ulama (NU).

“Kalau pendekar dulu, jika ada yang coba-coba mengganggu kiai, ulama dan habaib, maka Pagar Nusa tidak perlu dikomando, tidak boleh bertarung tanpa jelas, menempatkan ibadah, berharap agar prinsip melekat di jiwa, sehingga marwah dan martabat NU terjaga,” tuturnya.

Sayangnya, sambutan mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini tidak lama. Karena sebelum sambutan, Kiai Mutawakkil mengatakan, jika sambutannya paling lama berdurasi tujuh menit.

“Tenang, saya paham, karena sampai saat ini pendekar tidak ada yang diajarkan jurus anti sinar matahari,” ujarnya disambut gelak tawa peserta apel. (*)

 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 7 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Era Baru NU Kota Probolinggo Dimulai, Tiga Pilar jadi Spirit Gerakan

27 Oktober 2024 - 19:22 WIB

MUI Kab. Probolinggo Sebut Agen Zionisme Berkeliaran, Warga Diminta Waspada

29 Juli 2024 - 19:33 WIB

Ratusan Jamaah Haji Kota Probolinggo Tiba, Pj. Walikota Beri Pesan Begini

4 Juli 2024 - 13:06 WIB

Pura Mandhara Giri Semeru Agung tak Kecipratan APBD, Pimpinan Dewan Semprot Pemkab Lumajang

30 Juni 2024 - 19:54 WIB

Jamaah Haji Kota Probolinggo Dijadwalkan Tiba di Tanah Air 4 Juli 2024

27 Juni 2024 - 14:55 WIB

Jumlah Hewan Kurban di Probolinggo Berkurang, Perputaran Uang pun Turun

21 Juni 2024 - 22:38 WIB

Masya Allah! Berada di Pinggir Pantai, Sumur Kiai Mino Berasa Tawar

19 Juni 2024 - 19:57 WIB

Jemaah Aboge di Leces Probolinggo, Gelar Idul Adha Hari ini

19 Juni 2024 - 09:53 WIB

Pastikan Pemotongan Hewan Kurban Sesuai Syariat, MUI Kota Probolinggo Cek RPH

18 Juni 2024 - 16:46 WIB

Trending di Religi & Pesantren