Menu

Mode Gelap
Sadis! Pria di Lumajang Tewas Dibacok di Kebun Tebu Dua Truk Adu Banteng di JLS Kota Probolinggo, lalu Terbakar Cegah Politik Uang, Ratusan Mahasiswa di Probolinggo Menyebar Awasi TPS Dapat DBHCHT, RSUD Lumajang Akan Gunakan untuk Kelengkapan Kesehatan Dana Desa di Pasuruan Diduga Diselewengkan Anggota KPPS di Pasuruan Dukung Paslon saat Kampanye Akbar, KPU Siapkan Sanksi

Ekonomi · 7 Jan 2022 16:30 WIB

Petani Diminta Waspada Serangan OPT di Puncak Penghujan


					Petani Diminta Waspada Serangan OPT di Puncak Penghujan Perbesar

DRINGU,- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Probolinggo menyebut jika puncak musim hujan terjadi Februari 2022. Oleh karena itu, para petani diminta waspada, pasalnya pada puncak musim hujan nanti lahan pertanian rentan rusak.

Kepala Bidang Pelaksana Penyuluhan dan Bina Usaha Tani DKPP Kabupaten Probolinggo, Arif Kurniadi mengatakan, permintaan kewaspadaan bagi para petani setelah pihaknya mendapatkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk puncak hujan.

Sebab, menurut Arif, jika sudah memasuki musim penghujan, petani biasanya kewalahan jika ada serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang jika serangan tersebut tidak lebih dulu diantisipasi bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman petani.

“Sebenarnya yang perlu diwaspadai itu tidak hanya saat puncak musim hujan, saat hujan mulai turun juga perlu. Sebab, serangan OPT disitulah masanya. Lahan pertanian yang rentan memang ada di puncak musim hujan, juga kerusakan jika ada bencana,” kata Arif, Jumat (7/1/2022).

Meskipun saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan di Kabupaten Probolinggo, menurut Arif, sejauh ini pihaknya masih belum menerima laporan serangan OPT dari para petani. Oleh karena itu, kata dia, sebelum ada serangan lebih baik diantisipasi dulu.

Jika saat musim hujan tiba, sambung Arif, untuk serangan OPT biasanya ada pada jenis tikus dan wereng coklat. Untuk mengantisipasi hal itu, kata dia, pihaknya telah menyiapkan sejumlah obat-obatan yang dapat mengatasi hal tersebut demi keamanan tanaman.

“Jika nanti ada serangan OPT, kami sudah siap untuk obat-obatan penangkal, seperti pestisida dan obat-obatan lain. Jadi antisipasinya untuk menyiapkan dulu obat-obatan ini dan sudah juga ada di gudang dan siap dikeluarkan jika memang ada serangan,” tutur Arif. (*)

Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi