Pakuniran,- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda merilis bahwa puncak musim hujan dan cuaca ekstrim di wilayah Jawa Timur akan terjadi pada Februari 2022. Oleh karenanya, warga diminta waspada, tak terkecuali di Kabupaten Probolinggo.
Atas hal itu, Ketua Komisi VI DPR-RI, Faisol Riza mengimbau agar masyarakat di kawasan rawan bencana meningkatkan kewaspadaan. Imbauan itu disampaikan saat ia meninjau lokasi terdampak banjir bandang, Desa Gunggungan Kidul, Kecamatan Pakuniran, Kabupaten Probolinggo, Sabtu (22/1/2022) pagi.
Menurut Riza, pemanasan global dan mencairnya gunung es di Antartika menunjukkan bahwa saat ini perubahan iklim sudah sangat cepat. Sehingga, jelasnya, kewaspadaan menjadi salah satu kunci utama agar masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi.
“Kita semua tahu bahwa tidak semuanya bisa ditangani oleh pemerintah, tidak semuanya bencana menjadi tanggung jawab pemerintah, tidak semua pencegahan bencana juga menjadi tanggung jawab pemerintah, kita harus sadar semua itu karena apa yang kita lakukan,” kata Riza.
Politisi PKB ini mencotohkan, pencegahan bencana alam salah satunya bisa diatasi dengan cara tidak menebang pohon di hutan secara sembarangan. Sebab hal itulah yang menjadi pemicu utama tanah longsor dan erosi di kawasan pegunungan.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) Pasuruan – Probolinggo ini menambahkan, secara khusus ia mendukung langkah kepolisian untuk mengusut pemicu utama banjir bandang di Desa Gunggungan Kidul.
“Selain penebangan pohon hutan sembarangan kemudian menjadikan kegiatan-kegiatan yang mengurangi serapan hujan, itu yang seharusnya dicari. Banjir ataupun tanah longsor di beberapa daerah lainnya itu akibat tidak mampu menjaga kelestarian alam,” ungkapnya.
Diketahui, banjir bandang menerjang Desa Gunggungan Kidul, Senin (16/1/22) sekitar pukul 15.00 WIB. Bencana ini mengakibatkan seorang petani meninggal dunia pasca terseret arus, 2 jembatan penghubung antar dusun putus, sebuah warung hancur dan 2 tiang listrik roboh.
Putusnya 2 tiang listrik dan 2 jembatan mengakibatkan kurang lebih 3.000 warga sekitar rumahnya tidak teraliri listrik. Selain itu, sekitar 1.500 warga terisolasi dengan dunia. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Albafillah