PAJARAKAN,- Ribuan onthelis atau pecinta sepeda tua, meriahkan Onthel Goes to Pesantren (OPG) yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan (PZH) Genggong, Desa Karangbong, Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Minggu (13/2/22) pagi.
Sedikitnya, 4.000 onthelis dari berbagai daerah, baik dari Kabupaten Probolinggo hingga luar wilayah Jawa Timur, nampak antusias ‘ngontel’ bareng. Onthel Goes to Pesantren kali ini, merupakan gelaran ke 6 di PZH Genggong.
Dewan Penasehat Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Jawa Timur, Gus dr. Moh Haris Damanhury Romly mengatakan, Onthel Goes to Pesantren merupakan ajang silaturahim untuk mempererat tali persaudaraan antar para pegiat sepeda tua. Apalagi, kegiatan itu kembali digelar setelah sempat vakum selama 2 tahun.
“Itulah uniknya onthel, mereka sekelompok orang yang tidak hanya gemar dalam olahraga tapi juga mencintai budaya sehingga dalam acara ini banyak peserta memakai kostum budaya lokal dari masing-masing daerah. Ada juga peserta dari Bandung hingga Banten,” kata Gus Haris.
Gus Haris menambahkan, penggemar sepeda tua sangat jauh berbeda dengan goweser. Onthelis, menurutnya, lebih sederhana dan sangat perduli kepada sejarah sehingga berbagai macam kostum khas daerah pun menghiasi saat mereka mancal bareng.
“Onthel Goes to Pesantren merupakan satu-satunya even berskala nasional yang digelar di pesantren, itu hanya di Genggong. Para onthelis ini lebih mengutamakan kebersamaan, setelah ngontel bareng mereka langsung menaruh sepedanya untuk bersilaturahmi,” ungkap keponakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur, KH. M. Hasan Mutawakkil Alallah ini.
Ketua Umum Kosti Nasional, Purnomo Sugeng Raharjo, menyebut, Onthel Goes to Pesantren kali ini berbarengan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kosti ke-14. Ia berharap, event-event serupa terus digelar untuk menjaga kearifan lokal sekaligus mempererat tali persaudaraan antar komunitas onthel.
“(Ponpes Genggong) ini merupakan satu-satunya pesantren yang memiliki hubungan erat dengan onthelis. Terimakasih Gus Haris, dan Kosti Jawa Timur untuk event yang juga jadi ajang mempererat tali silaturahmi setelah 2 tahun terkendala Covid-19,” tutur Purnomo.
Lantaran masih dalam suasana pandemi Covid-19, mancal sepeda kuno massal ini digelar dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Peserta wajib menjaga jarak, memakai masker dan tidak berkerumun. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Albafillah