Menu

Mode Gelap
Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan Debat Publik Terakhir Acuan Masyarakat Pilih Pemimpin Sebanyak 200 KK dan 1.000 Jiwa di Rowokangkung, Lumajang Dilanda Banjir Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024 Adanya Jalan Tambang di Lumajang Diharapkan Bisa Tingkatkan PAD Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan

Ekonomi · 24 Feb 2022 17:06 WIB

Harga Kedelai Terus Naik, DKUPP Akan Pantau Pemicunya


					Harga Kedelai Terus Naik, DKUPP Akan Pantau Pemicunya Perbesar

Probolinggo – Selain minyak goreng, kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe juga dikeluhkan warga. Menyikapi hal ini, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (DKUPP) Kota Probolinggo akan mengecek pemicu naiknya harga kedelai.

Kepala DKUPP, Fitriawati mengatakan, naiknya harga kedelai ini merata di hampir semua daerah,. Bahkan, di sejumlah daerah lain harga kedelai lebih mahal dibandingkan di Kota Probolinggo yang menyentuh harga Rp11.000-14. 000 per kilogram (Kg).

“Para produsen tahu dan tempe di Kota Probolinggo ini rata-rata menggunakan kedelai impor, dan jarang menggunakan kedalai lokal. Tentunya kami akan melakukan pengecekan terkait terus naiknya harga kedelai,” ujarnya, Kamis (24/2/2022).

Kenaikan harga kedelai , kata Fitri, diduga karena dua faktor, dimana ketersediaan stok kedelai dan distribusi kedelai ke pedagang. Namun demikian DKUPP akan memastikan kenaikan harga kedelai ini karena faktor yang mana.

“Dibandingkan daerah lain, harga kedelai di Kota Probolinggo ini murah, karena pemasok kedelai ini punya link langsung ke distributor, namun demikian, kami berharap, harga kedelai ini kembali normal, sehingga, harga tahu dan tempe juga kembali turun,” imbuh Fitri.

Diketahui, sejak sebulan lalu, perajin tahu dan tempe di Kota Probolinggo mengeluh. Hal ini karena kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe terus melambung.

Untuk menyiasatinya, sejumlah pembuat tahu dan tempe memperkecil ukuran. Bahkan ada perusahaan tahu yang merumahkan pekerjanya. Tujuannya, efisiensi sehungga industri kecil itu tidak sampai tutup. (*)


Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Albafillah

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi