BESUK,- Viralnya Rifka Dina Aulia (7), bocah yatim piatu asal Dusun Krajan, RT/010 RW/003, Desa Sindetlami, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo mengundang banyak perhatian. Bahkan, bantuan terus mengalir ke rumah bocah pengidap gizi buruk tersebut.
Selain bantuan yang terus mengalir, kondisi Dina menjadi perhatian khusus dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo. Terlebih, untuk pertumbuhan perkembangan tubuhnya saat ini sudah dalam pengawasan Poli Tumbuh Kembang, Rumah Sakit Rizani, Kecamatan Paiton.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesma) Dinkes Kabupaten Probolinggo, Sri Wahyu Utami mengatakan, pengawasan untuk Dina tidak hanya dilakukan untuk perkembangan pertumbuhannya. Melainkan, pengawasan untuk masa depan Dina menjadi tugasnya.
“Untuk masa depannya kita juga usahakan untuk pendampingan difisioterapi yang memang harus dilakukan dalam waktu dekat. Selain itu, untuk selanjutnya bagaimana nanti tentang asupan gizi, vitamin dan sebagainya untuk anaknya tersebut,” kata Wahyu, Senin (28/2/2022).
Sementara untuk normal kembali pertumbuhan tubuhnya, menurut Wahyu, pihaknya belum bisa memastikan. Sebab, Dina sendiri sudah ada gangguan motoriknya pada saat dilahirkan sehingga menyanding status Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).
“Berbicara dengan gizi, kita tidak bisa melihat dari satu sisi asupan gizinya saja, tetapi juga secara keseluruhan bagaimana kita mengetahui tumbuh kembangnya anak tersebut sehingga akan kami konsultasikan ke rumah sakit ataupun tenaga medisnya. Minimal dia bisa mandiri,” ujar dia.
Diketahui, pertumbuhan Dina, bermasalah sudah dialaminya sejak lahir. Jika bayi pada umumnya memiliki berat sekitar 2,5 kilogram tapi Dina hanya 1,1 kilogram. Sehingga kondisinya sekarang tidak bisa jalan dan setiap harinya hanya minum susu serta hanya bisa berbaring di tempat tidur.
Selain gizi buruk yang menyebabkan lambatnya pertumbuhan anak atau stunting, penderitaan Dina tidak sampai di situ. Sekitar empat tahun lalu atau sejak berumur tiga tahun, ia tidak dapat merasakan belaian dan kasih sayang dari orangtuanya yang memutuskan bercerai.
Penderitaan Dina kian lengkap setelah pada delapan bulan lalu, Babur Rahma, ibu kandungnya meninggal dunia. Alhasil, hak asuh diambil alih sang nenek nenek dibantu Salehuddin, kakak kandung Babur Rahma dan enam bulan lalu, Hasan, bapaknya juga meninggal dunia. (*)
Editor : Ikhsan Mahmudi
Publisher : Albafillah