Menu

Mode Gelap
Tersapu Hujan Angin, Pohon Trambesi di Jember Tumbang Timpa Bangunan Koramil Lanjutkan Proyek Gedung Inspektorat, Pemkot Probolinggo Rogoh Rp5 M Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok? Puluhan Rumah Perdamaian Adhyaksa Didirikan di Kota Probolinggo, ini Tujuannya Diduga Gangguan Jiwa, Perempuan di Sukorejo Tewas Tertabrak Kereta Takut Dianiaya, Itulah Alasan Polres Lumajang Enggan Sebar Foto Dalang Ganja

Religi & Pesantren · 14 Mar 2022 18:40 WIB

NU Harus menjadi Lem Perekat dan Pemersatu Bangsa


					TAUSIYAH: Pengasuh PP Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini (tengah) Perbesar

TAUSIYAH: Pengasuh PP Nurul Jadid, KH. Zuhri Zaini (tengah)

Probolinggo,- Nahdlatul Ulama atau NU dinilai sebagai nikmat dan anugerah yang besar bagi Indonesia. Oleh karenanya, ormas keagamaan terbesar di tanah air tersebut mesti dijaga dan dirawat, sebagai wujud rasa syukur dan amanah.

Hal itu disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Moh Zuhri Zaini saat menghadiri Peringatan Harlah ke-99 NU di Pondok Pesantren An-Nur, Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Minggu (13/3/22) malam.

Kiai Zuhri mengatakan, usia NU yang hampir 100 tahun, sudah menjadi kakek-nenek jika dalam ukuran manusia. Tapi untuk ukuran organisasi, sudah semakin sempurna yang tertumpu pada kebijaksanaan.

“Semoga hal tersebut bersamaan dengan ma’unah (pertolongan, Red) Allah sehingga membawa kebaikan dan keberkahan bagi masyarakat dan bangsa Indonesia,” tutur Kiai Zuhri.

Ia menambahkan, NU sebagai bagian terbesar dari bangsa Indonesia, harus berkontribusi ikut andil dalam berjuang menjaga keutuhan NKRI, sekaligus mengisinya dengan pembangunannya.

“Melalui NU kita terus merawat wadah yang lebih besar yakni negara dan bangsa. Kalau kita ingin hidup tenang yang melahirkan ketentraman jiwa,” pesan kiai yang dikenal sederhana ini.

“Kita harus menjadi lem perekat dan pemersatu bangsa ini, jangan menjadi pemecah belah umat,” tambah Kiai Zuhri.

Menurutnya, Upaya menyerukan kebaikan dan mencegah kemungkatan (amar ma’ruf nahi munkar) membutuhkan pemahaman komprehensip. Yakni sampaikan yang ma’ruf dengan ma’ruf dan cegahlah kemunkaran dengan cara yang ma’ruf juga.

“Kita harus mengedepankan etika, kesadaran dan ketelatenan,” ucap kiai yang dikenal produktif menulis ini.

Ia lantas mengingatkan akan pentingnya menjaga kebersamaan. Kiai Zuhri mengibaratkan serigala akan memakan kambing kalau terpisah dengan kelompoknya.

“Dengan hidup berjemaah kita akan mampu melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan sendiri terutama yang menyangkut kepentingan besar, urusan bangsa dan negara,” pungkasnya. (*)

 

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: A. Zainullah FT

Artikel ini telah dibaca 14 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

TP PKK Lumajang Tebar Ilmu Perkuat Iman dengan Kajian Tafsir dan Tahsin Al-Qur’an

27 Maret 2025 - 15:41 WIB

NU Lumajang Beberkan Lima Keistimewaan yang Perlu Diketahui Saat Bulan Ramadhan

6 Maret 2025 - 11:54 WIB

Tentukan Awal Ramadhan, NU Kota Probolinggo Tunggu Sidang Isbat

26 Februari 2025 - 09:28 WIB

Perluas Dakwah, NU Krejengan Probolinggo Gelar Pelatihan Digital

10 Februari 2025 - 15:43 WIB

Mengenal Sofia, Aktivis asal Leces yang Kini Menakhodai Fatayat NU Kabupaten Probolinggo

27 Januari 2025 - 13:04 WIB

Kreatif! Ponpes Azidan Barokatu Zainil Hasan Gelar Lomba Kreasi Tumpeng Sambut Hari Ibu

16 Desember 2024 - 19:43 WIB

Era Baru NU Kota Probolinggo Dimulai, Tiga Pilar jadi Spirit Gerakan

27 Oktober 2024 - 19:22 WIB

MUI Kab. Probolinggo Sebut Agen Zionisme Berkeliaran, Warga Diminta Waspada

29 Juli 2024 - 19:33 WIB

Ratusan Jamaah Haji Kota Probolinggo Tiba, Pj. Walikota Beri Pesan Begini

4 Juli 2024 - 13:06 WIB

Trending di Religi & Pesantren