Kraksaan,- Pedagang gorengan di Kota Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, mengeluh lantaran minyak goreng curah langka dan mahal. Akibatnya banyak pedagang yang berhenti berjualan lantaran penghasilan dan pengeluaran tidak sebanding.
Seperti yang diceritakan Fendi, warga Dusun Klojen, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Pedagang tahu walik ini menyebut, minyak goreng curah saat ini sulit didapat.
Padahal dagangannya mengandalkan minyak goreng jenis ini untuk produksi. Ia sempat tidak berjualan selama 3 hari karena tidak mendapatkan minyak goreng sama sekali.
“Selama tiga hari saya tidak berjualan, cari minyak goreng susah. Di toko langganan saya kosong minyak gorengnya, di toko lain juga kosong,” kata Fendi, Senin (11/4/22).
Dengan kelangkaan dan tingginya harga minyak goreng curah, imbuh Fendi, penghasilan yang ia dapat pun tidak sepadan dengan biaya produksi yang dihabiskan setiap harinya. Sementara jika menggunakan minyak goreng kemasan, harganya jauh lebih mahal.
“Setiap hari saya butuh sedikitnya lima liter minyak goreng, lain lagi untuk beli tahu sama dagingnya. Saya berdagang capek, hasilnya kemakan buat beli minyak lagi,” curhatnya.
Hal senada disampaikan Sofiatun, warga Desa Sumberlele, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Ia mengeluh lantaran minyak goreng curah langka, sementara harga minyak goreng kemasan per liternya mencapai Rp 25.000 ribu.
Dilain sisi, papar Sofiatun, harga tahu ikut naik dari harga awal Rp 400.000 ribu per boks kini menjadi Rp 400.320. Tentu saja, kondisi ini menyulitkan usahanya, bahkan jualannya sempat kolaps selama 5 hari.
“Gara-gara mau beli minyak uangnya tidak ada, tahu saya sampai rusak (basi) karena mau digoreng tetapi tidak ada minyaknya. Sekarang ini saya hutang buat beli minyak, karena kalau saya tidak jualan, ya tidak bisa menghidupi keluarga saya,” tuturnya. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: A. Zainullah FT