Kraksaan,- Hari raya Idul Fitri bak ladang berkah bagi Habi Sutoko, warga Perumahan Bumi Bulu Indah, Desa Bulu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Bagaimana tidak, momentum lebaran membuatnya banjir cuan (keuntungan).
Cuan yang didapat pensiunan polisi itu tak lepas dari bisnis kue kering, yang digelutinya bersama sang istri, Husnah Fauziah. Pada lebaran kali ini, kue kering buatannya banyak diburu warga.
Ragam kue kering yang dibuatnya, seperti kue jenis lidah kucing, chocoo balls hingga thumbprint. Kue-kue itu dijual seharga Rp40 ribu hingga Rp 60 ribu per toples. Setiap toples berisi 0,5 kg (setengah kilogram).
“Alhamdulillah, tahun ini (penjualan) kue mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2021 kemarin,” kata Habi, Senin (2/5/22).
Dua tahun terakhir, dijelaskan Habi, bisnis kue kering yang dirintisnya sejak tahun 2002 silam memang tak berjalan mulus. Larangan mudik dan imbauan pemerintah agar tidak keluar rumah seiring pandemi Covid-19, membuat omset penjualan anjlok.
“Dulu kan masih masa pandemi, jadi kalau dibandingkan ya lebih lumayan sekarang ini. Alhamdulillah cukup buat bayar karyawan yang bekerja di sini,” papar mantan kapolsek berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) ini.
Selain permintaan langsung dari konsumen, kue kering buatan Habi kini sudah mampu bersaing di beberapa swalayan di Kota Kraksaan. “Kalau dulu, hanya titip ke toko untuk dijualkan,” imbuh dia.
Namun tak mudah bagi Habi dalam memajukan bisnisnya seperti saat ini. Butuh kesabaran ekstra dan ketelatenan. Selain pangsa pasar, kendala yang kerap dihadapinya adalah naiknya harga bahan pokok produksi kue.
“Ya seperti kemarin, minyak goreng sempat langka dan mahal. Kue juga ada yang menggunakan minyak goreng, seperti kue kacang,” sebutnya. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher : Zainul Hasan R