Kraksaan,- Kepala Desa (Kades) Tamansari, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Hosni (47) dituding melakukan penganiayaan terhadap warganya sendiri. Disisi lain, Hosni menyebut tudingan penganiayaan ini tidak benar.
Tudingan penganiayaan itu merupakan buntut dari pecahnya kericuhan di taman pemandian di desa setempat, Rabu sore, 4 Mei 2022 lalu. Saat itu, segerombolan anak muda sedang nongkrong di area taman sembari pesta minuman keras (miras).
Tak lama berselang, muncullah penjaga taman, Zainuddin. Pak Madin, begitu ia dipanggil, lantas menegur segerombolan pemuda tersebut agar tidak menggelar pesta miras di area taman, karena merupakan fasilitas umum.
“Saya mempunyai tanggung jawab untuk menjaga citra Tamansari agar tidak tercoreng karena jadi ajang kenakalan remaja. Setelah itu ada Fadil Jailani yang juga warga desa sini tidak terima (ditegur) lalu mengamuk dan saya dipukul salah satu temannya dengan balok kayu,” ujar Madin saat ditemui di kediamannya, Jum’at (6/5/22).
Madin menjelaskan, ia tidak mengetahui siapa persisnya yang memukulnya dengan balok kayu dari segerombolan remaja tersebut. Akibat pukulan itu, Madin mengalami lebam pada leher bagian belakang dan lecet di bagian pipi dan rahang.
“Setelah itu, ada beberapa warga yang datang dan melerai saat saya dipukuli. Terus pak Kades (Hosni) setelah mendapat laporan, datang ke taman mengendarai mobilnya sendirian,” papar dia.
Tiba di area taman, Hosni sempat bertanya kepada salah satu pemuda yang terlibat pesta miras. Pemuda tersebut mengatakan bahwa dirinya hanya diundang untuk pesta miras di taman dan tidak merencanakan untuk berbuat onar.
“Saya memang sempat menanyakan kepada salah satu pemuda, dan ia menjawab bahwa hanya diundang untuk pesta miras di taman oleh Fadil. Kemudian pemuda itu bilang kepada saya bahwa dia menyesal telah terjadi kericuhan di taman karena ulah mereka,” cerita Hosni.
Namun, lanjutnya, warganya yang bernama Fadil tetap mengamuk lantaran sudah dibawah pengaruh alkohol. “Mungkin karena sudah setengah sadar, bahkan sampai mau memukul saya tetapi dia dipegangi oleh warga lain,” tegas Hosni.
Akhirnya, kericuhan di kawasan sumber mata air itu reda. Sekelompok pemuda yang awalnya bertikai, membubarkan diri meski mereka masih berada dibawah pengaruh minuman keras.
Namun beberapa jam pasca kejadian, Hosni kaget lantaran mendapatkan link berita media online bahwa ia telah menganiaya warganya sendiri. Ia merasa dirugikan karena isi berita jauh dari fakta.
“Ya memang faktanya saya tidak memukuli bahkan saya menyentuh anak itu pun tidak. Jadi di dalam berita itu saya dikatakan turun dari mobil dengan 4 orang tim sukses saya, padahal banyak saksi atau warga yang tahu bahwa saya sendirian dan waktu itu saya masih memakai baju koko dan kopyah karena baru datang silaturahim dari rumah saudara,” sanggahnya.
“Pemberitaan itu hoaks dan dan tidak sesuai fakta, bahkan yang benar disalahkan dan yang salah dibenarkan di dalam berita itu,” Hosni menambahkan.
Dikutip dari rodainformasi.com, Fadil Jailani mengaku sedang bersantai di taman pemandian di desanya. Tetiba, sekelompok orang datang dan memukulinya tanpa ada sebab sebelumnya. Salah satu pelaku bahkan sempat melemparinya dengan sebilah celurit.
“Beruntung saya berhasil menangkis celurit tersebut dan mengenai tangan saya sendiri, yang saat itu sedang santai dengan teman di wisata pemandian Tamansari,” klaimnya. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : A. Zainullah FT