Pasuruan,- Salah satu anggota kelompok yang diduga menganut aliran sesat di Kabupaten Pasuruan buka suara. Mereka mengaku bahwa guru dari kepercayaan yang dianutnya langsung dari Allah SWT.
“Memang benar guru kami itu langsung dari Allah,” kata Febridijanto (28), seorang anggota kelompok aliran tersebut kepada wartawan, Minggu (15/5/2021).
Menurutnya, yang menjadi dasar bahwa gurunya langsung dari Allah SWT, karena yang mengajarkan Al-quran adalah Allah SWT.
“Karena dalam surat Ar-Rahman ayat 2 itu sudah jelas, Allah SWT yang mengajarkan Al-quran itu yang pertama dasar kami. Kemudian yang kedua Al-Baqarah ayat 2, 32 dan 33 disitu jelas bahwa Allah yang menciptakan setiap manusia dan malaikat pun berkata tidak ada yang kami ketahui selain yang engkau ajarkan. Jadi semua yang ada di dunia yang mengajari Allah, begitu juga di Al-Maidah ayat 4,” ujar Febri.
Selanjutnya ia membantah jika ia dan kelompoknya tidak mempercayai Nabi Muhammad SAW sebagai Rasul. Karena, kata Febri, kalau tidak percaya Nabi Muhammad sebagai Rasul, berarti tidak mengikuti Al-quran.
“Kalau Nabi Muhammad sebagai rosul kami mengakui karena ada di dalam Al Quran,” Febri menambahkan.
Terkait rukun islam seperti mengucapkan dua kalimat syahadat, melaksanakan salat, membayar zakat, melaksanakan puasa dan menunaikan haji bagi yang mampu itu dilakukan, kecuali mengucapkan dua kalimat syahadat. Sebab, imbuh Febri, ia tidak meyakini bahwa syahadat adalah syarat wajib untuk masuk islam.
Menurutnya, untuk masuk islam bukan syahadat, tetapi menerapkan ajaran-ajaran di dalam Al-quran. Dasarnya, di surat Al-maidah dijelaskan bahwa Allah tidak menganggap beragama sedikitpun sebelum menegakkan ajaran-ajarannya, tak terkecuali taurat, injil dan kitab lain yang diturunkan Allah SWT.
“Kan itu, Allah tidak menganggap kita beragama sebelum menegakkan kitab Allah sesuai dengan agama masing masing, Taurat untuk Budha, Injil untuk nasrani dan Al-quran untuk islam. Untuk salat kami bersyahadat, tapi untuk masuk islam kami tidak bersyahadat,” tegas dia.
Selain tidak mengakui syahadat sebagai syarat wajib untuk masuk islam, mereka juga tidak mempercayai hadist, karena alasannya hadist bukan kitab yang diturunkan langsung oleh Allah. Baginya hanya Al-Quran dan kitab yang diturunkan pada nabi sumber ilmu yang bisa dipercaya.
“Karena hadist itu muncul di abad ke 3, sedangkan Rasulullah wafat tahun 11 Hijriyah, Jadi semua hadist kami tidak mempercayai,” sanggah Febri.
Seperti diberitakan sebelumnya, kelompok warga yang diduga aliran sesat, didatangi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pasuruan pada Jumat (13/05/2022).
Dalam pertemuan tersebut tidak dicapai kesepakatan, kelompok terduga aliran sesat tetap kukuh menganggap ajarannya tidak menyimpang. Untuk itu, MUI Kabupaten Pasuruan pun berencana menggelar rapat lanjutan seluruh pihak yang terkait. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: A. Zainullah FT