Probolinggo – Kemenag Kota Probolinggo memastikan 92 calon jamaah haji (CJH) asal Kota Probolinggo berangkat haji pada tahun ini. Namun di balik keberangkatan 92 CJH ini, ada dua pasangan suami-istri (pasutri) atau empat orang yang gagal berangkat lantaran umur mereka melebihi syarat yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi.
Pasutri teresbut, Mardi (70) dengan Nasipi (64), warga Jalan Sunan Bonang, Gang Masjid Ridho, Kelurahan Jrebeng Wetan, Kecamayan Kedopok. Saat ditemui di rumahnya, pasutri ini mengaku, kecewa. Hal itu bermula saat Mardi dipastikan tidak bisa berangkat karena umur melebihi syarat (di atas 65 tahun).
“Saat mengetahui suami saya gagal berangkat, saya mendapat pilihan, terus atau mundur. Akhirnya saya memutuskan untuk mundur dan ikut suami untuk tidak berangkat haji pada tahun ini,” ujarnya Nasipi.
Padahal, pasutri pensiunan guru ini awalnya senang dapat berangkat ke tanah suci setelah dua tahun tertunda keberangkatannya karena pamdemi Covid-19. Namun, saat pemerintah mengeluarkan persyaratan CJH usia 65 tahun ke atas tidak dapat berangkat, pasutri ini kecewa.
Yang jelas, pasutri tersebut sudah mempersiapkan segala sesuatu mulai, baju hingga biaya perjalanan haji sudah dilunasi. Namun keberangkatannya tahun ini harus kembali ditunda karena syarat tersebut.
“Meskipun pada tahun ini saya gagal berangkat, saya berharap, tahun depan saya dan suami dapat menunaikan ibadah haji yang sejak 2011 yang lalu saya dan suami mendaftar,” imbuhnya.
Pasutri lain yakni, Slamet Prijadi (78) dan Bawuk Sumiati (74) warga Jalan KH. Hasan Genggong, Gang Flamboyan, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Kanigaran juga gagal berangkat haji tahun ini.
Pasutri ini gagal berangkat lantaran usia keduanya melebihi syarat yang telah ditetapkan perintah Arab Saudi yakni, di atas 65 tahun. Meski gagal berangkat, Slamet Prijadi mengaku, sebelumnya telah menunaikan ibadah haji, saat ia sebagai pendamping haji.
Sedangkan untuk Bawuk Sumiati, meskipun gagal berangkat, sebelumnya ia telah melaksanakan ibadah umrah. Sehingga meski gagal berangkat, keduanya mengaku tak begitu kecewa.
“Alhamdulillah setelah adanya informasi saya dan istri gagal berangkat, kami pasrah. Pasalnya, saya dan istri sebelumnya sudah pernah berangkat ke Mekkah, baik ibadah umrahmaupun haji,” ujar Slamet.
Slamet dan istri berharap, tahun depan dapat berangkat ke tanah suci. Sebab selain umur yang semakin menua, keduanya ingin berangkat ke tanah suci bersama-sama.
“Saya berharap, pemerintah Arab Saudi pada tahun depan dapat menambah kuota, serta melonggarkan syarat. Sehingga calon jamaah haji yang usianya di atas 65 tahun dan sudah menunggu puluhan tahun bisa berangkat untuk menunaikan Rukun Islam ke 5 ini,” imbuhnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.