Menu

Mode Gelap
Jadi Langganan Banjir, Pemkab Lumajang Segera Normalisasi Sungai Banter Eksotika Pantai Karanganom, Destinasi Wisata Baru di Kabupaten Probolinggo KPU Pasuruan Tetapkan DPTb, Bangil Catat Pemilih Masuk Tertinggi, Grati Dominasi Pemilih Keluar Logistik Pilkada di Kab. Probolinggo Mulai Didistribusikan, Segini Jumlahnya Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman KPU Kota Probolinggo Mulai Distribusikan 1.312 Bilik Suara

Pemerintahan · 5 Jun 2022 17:41 WIB

Selama ‘Lockdown’, KUD Argopuro Hilang Omzet Rp 900 Juta


					Selama ‘Lockdown’, KUD Argopuro Hilang Omzet Rp 900 Juta Perbesar

Krucil,- Sejak diberlakukannya penyekatan (lockdown) terkait merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di lingkungan KUD Argopuro Krucil, Kabupaten Probolinggo selama sekitar sepekan ini berdampak kepada KUD dan 80 peternak sapi perah yang menjadi mitra KUD.

Pengurus Bidang Usaha KUD Argopuro Krucil, Suloso mengatakan, selama lockdown sejak Selasa (31/5/2022) lalu, pihaknya kehilangan pasokan susu segar senilai sekitar Rp 900 juta. Apalagi hingga kini sapi perah yang terjangkit PMK terus bertambah sehingga menurunkan produksi susu segar.

Dari total populasi sebanyak 7.375 sapi perah, kata Suloso, pada awalnya sebanyak 229 sapi terjangkit dan 11 sapi mati. Saat ini PMK menjangkiti sebanyak 313 sapi perah dan yang mati akibat PMK bertambah dua ekor.

“Secara tidak langsung (PMK) sangat berdampak ke ekonomi. Karena menyerang mulut, dan mulut sendiri merupakan sumber masuknya nutrisi, selain itu sumber makanan terlambat sehingga berpengaruh ke produktivitas,” kata Suloso, Minggu (5/6/2022).

Biasanya, lanjut Suloso, sehari KUD Argopuro bisa memproduksi sampai 40 ton, namun adanya wabah PMK tersebut produksi menjadi turun drastis. Penurunan produksi, tidak tanggung-tanggung, saat ini hanya mampu 8 ton setiap harinya.

“Sejak adanya PMK ini produksi per hari hanya 8 ton. Dan ini berlangsung sampai 17 hari sampai tutup, perkiraan kami ada penurunan ataupun kehilangan omzet sampai Rp 900 juta,” ujar pria yang juga Penasihat Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Probolinggo.

Oleh karena itu, sambung dia, adanya vaksin saat ini sangat diharapkan, sehingga hewan ternak terhindar PMK. Selain itu juga melalui imunitas diperbaiki baik melalui makan atau minum. Kalau imun kuat karena keseimbangan makan minum juga pas, maka hewan tidak akan terpapar.

“Harapan pemerintah mendapatkan fasilitas vaksin, sekitar 3 juta vaksin yang dibutuhkan kami saat ini. Ini juga yang jadi harapan masyarakat, karena kalau vaksin Covid-19 itu pemerintah yang bingung cari sasaran vaksin, tapi kalau untuk ini masyarakat yang butuh,” tutur Suloso. (*)

 

Editor : Ikhsan Mahmudi

Publisher : Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 16 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Jadi Langganan Banjir, Pemkab Lumajang Segera Normalisasi Sungai Banter

24 November 2024 - 12:19 WIB

Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman

23 November 2024 - 15:44 WIB

Pembebasan Sanksi Administrasi di Lumajang Berakhir 31 Desember 2024

22 November 2024 - 14:36 WIB

Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025

21 November 2024 - 18:43 WIB

Tahun 2025, PAD Lumajang Ditargetkan Sebesar Rp422,3 Miliar

18 November 2024 - 15:49 WIB

Lumajang Programkan Makan Gratis Bergizi

18 November 2024 - 09:27 WIB

Perda Madin Ditolak Kemenkum, DPRD Lanjutkan dengan Penyelenggaraan Fasilitas Pesantren

14 November 2024 - 16:58 WIB

Soal Keterbukaan Informasi Publik, Pemkab Lumajang Dituntut Responsif terhadap Aspirasi Masyarakat

14 November 2024 - 16:34 WIB

Tingkat Kerawanan Pilkada Merah, Pemkab Lumajang Raker dan RDP di DPR/MPR RI

14 November 2024 - 08:53 WIB

Trending di Pemerintahan