Kraksaan,- Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Probolinggo, membuat pedagang bakso ikut kelabakan. Betapa tidak, omset penjualan bakso merosot hingga 70 persen per hari.
Seperti yang disampaikan Rohani, pemilik depot bakso di Kelurahan semampir, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo. Menurutnya, omset bakso per hari terus anjlok seiring merebaknya kasus PMK.
“Ya sepi sekali sekarang, karena orang takut mau makan bakso, takutnya virus dari dagingnya itu menular,” ujar Rohani, Minggu (12/6/22).
Ia mengungkapkan, saat PMK belum merebak omset per hari dagangannya mencapai Rp 2 Juta. Namun saat ini, omset anjlok maksimal Rp 250 ribu per hari.
“Sangat berdampak mas, ini paling untung perhari dapet Rp 250 ribu,” ungkap dia.
Hal senada disampaikan Tutik Kisworo, warga Desa Bremi, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo. Titik yang selama ini berjualan bakso prasmanan, juga terdampak.
“Jangankan mau beli mas, konsumen menoleh ke warung saja sudah tidak lagi. Sekarang ini saya yang menggiling daging (untuk bahan pentol) takut karena baksonya tidak laku,” katanya.
Dampak PMK ternyata tak hanya dirasakan oleh penjual bakso. Pemilik jasa penggilingan daging sapi pun kelimpungan karena omset menurun drastis.
“Biasanya per hari sebelum PMK minimal Rp 500 ribu. Sekarang hanya Rp 150 ribu. Kalau sehari saya dapet segini terus temen-temen karyawan mau di kasih upah berapa, di sini 4 orang,” cerita Hafid, penyedia jasa penggilingan daging di Pasar Semampir Kraksaan. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: A. Zainullah FT