Menu

Mode Gelap
Songsong Porprov 2025, KONI Kota Probolinggo Siapkan 34 Cabor Maling Kambing di Lumajang Tertangkap, Motornya Dibakar Pikap Tabrak Dump Truk di Jalur Pantura Banjarsari Probolinggo, 3 Orang Luka-luka Pasca Libur Panjang, 574 Ribu Ton Sampah Menggunung di TPA Bestari Kota Probolinggo Pemkab Jember Luncurkan UHC Prioritas, Seluruh Warga Kini Bisa Berobat Gratis Kiai Hasan Genggong, Ulama Sejuta Karomah dengan Jejak Spiritual Mendalam

Ekonomi · 4 Jul 2022 16:58 WIB

Terimbas PMK, Omset Pedagang Daging dan Selep Daging Anjlok


					Terimbas PMK, Omset Pedagang Daging dan Selep Daging Anjlok Perbesar

Probolinggo – Mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) berimbas pada pembelian daging sapi di pasar. Beberapa penjual daging sapi di Pasar Dringu, Kabupaten Probolinggo mengaku, sejak mewabahnya PMK tingkat penjualan daging sapi menurun.

Salah satu penjual daging sapi, Erna mengaku, sejak mulai mewabahnya PMK, tingkat pembelian konsumen terhadap daging sapi mulai terlihat menurun. Sebelum PMK merebak, ia mampu menjual 40- 60 kilogram (kg) daging sapi per hari. Sekarang ia hanya bisa menjual 5 -10 kg.

“Terpengaruh sekali dengan wabah PMK ini, di mana banyak konsumen yang takut membeli daging sapi. Dan saat ini hanya pelanggan tetap saja yang membeli daging sapi, itu pun jumlahnya tidak banyak,” ujarnya, Senin (4/7/2022).

Erna menambahkan, biasanya pelanggan membeli 5 kg, namun. Saat PMK mewabah, pembelian pelanggan ini berkurang hanya 0,5 kg-1 kg daging. Selain itu, rata-rata pelanggan yang membeli daging sapinya yakni penjual bakso dan penjual cilot, di mana dagangan mereka juga terdampak.

“Meskipun harga daging saat ini mencapai Rp95 ribu per kilo, biasanya pukul 09.00, daging sapi dagangan saya habis. Namun hingga pukul 10.00, daging sapinya masih banyak. Hal tersebut tak lain karena pelanggan takut penyakit PMK itu menular ke manusia sehingga pembeli takut,” imbuhnya.

Selain pedagang daging sapi, adanya PMK ini berdampak kepada pengusaha selep daging di Pasar Dringu. Sugiaharto, pemilik selep daging mengaku, biasanya dalam sehari ia mampu menyelep daging sebanyak 1 kuintal daging. Namun sejak PMK ini, rata-rata per hari ia hanya bisa menyelep 50 kg daging sapi.

“Dengan penurunan jumlah daging yang saya selep, jika dirata-rata, omzet selep daging milik saya juga turun dari 80% menjadi 30%, tiap harinya. Hal ini tak lepas dari masyarakat yang takut akan PMK,” ujarnya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Tersaingi Pasar Online, Pedagang Pakaian di Plaza Lumajang Sepi Pembeli

18 Maret 2025 - 15:50 WIB

Trending di Ekonomi