Sukapura,- Pertengahan Agustus 2022 mendatang, dua even yakni, motor trail dan mountain bike akan digekar di Lautan Pasir (Kaldera) Gunung Bromo, Kabupaten Probolinggo. Sejumlah komunitas hingga warga Tengger mengaku, keberatan terkait perizinan kegiatan yang melintasi kawasan sakral itu.
Sisi lain, pihak penyelenggara kedua even itu menyatakan, lokasi kedua even tidak melintasi kawasan tersebut. Dalam selebaran even trail bertajuk Independen Day Bromo Volcano Series tersebut akan digelar 28 Agustus 2022. Selain itu, masih dalam selebaran yang sudah tersebar di sejumlah media sosial (medsos), start dan finish acara dilakukan di Lautan Pasir Bromo.
Terkait hal tersebut, sejumlah warga dan komunitas menolak acara tersebut, salah satunya warga Wonotoro, yang juga pelaku jasa wisata, Sudarmaji. Ia mengaku, keberatan dengan digelarnya even tersebut sebab bisa merusak ekosistem, serta mengganggu tempat sakral di Lautan Pasir Bromo.
“Selain itu, adanya even ini akan menganggu wisatawan, serta menganggu aktivitas kami sebagai pelaku wisata. Yang jelas kami menolak even tersebut,” ujarnya, Rabu (20/7/2022).
Hal senada disampaikan Sodik (40), warga Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Dikatakan even trail tersebut tidak seharusnya digelar di Lautan Pasir karena lokasi tersebut merupakan kawasan wisata. Jika even itu tetap dipaksakan digelar maka bisa merusak lokasi Lautan Pasir.
“Di Lautan Pasir bukan hanya tempat wisata, namun ada sejumlah tempat sakral, dan kami berharap even ini tidak digelar di Lauran Pasir Gunung Bromo. Jika tetap digelar, warga akan melakukan penolakan,” ujarnya.
Terkait adanya penolakan ini, Owner First One Jersey Factory, yang juga penyelenggara acara, Agus Supriadi memberikan klarifikasi. Even tersebut rutenya tidak melewati Bukit Teletubbies karena peserta memang tidak melintasi savana.
Selain itu, rute yang akan dilalui yakni, kata Agus, start di Lautan Pasir yang ada di bawah Hotel Cemara Indah, kemudian menuju ke Pananjakan. Para peserta ini akan melakukan aktivitas trail di wilayah Perhutani di daerah Nongkojajar. Setelah itu, peserta menuju garis finish yang juga menjadi titik start, yang rutenya melintasi daerah Widodaren.
“Di titik start di Lautan Pasir di bawah Cemara Indah, peserta melakukan start kemudian menuju titik yang sudah ditentukan. Selain itu, kami juga memasang cross line, sebagai tanda peserta tidak boleh melintasi lokasi tersebut, serta akan ada petugas yang berjaga baik marshall dan jogoboyo di setiap 100 meter di area Lautan Pasir,” ujarnya.
Sementara terkait izin, menurut Agus masih berjalan, Kamis (20/7/2022) besok, pihaknya akan bertemu dengan Plt Bupati Probolinggo, A. Timbul Prihanjoko untuk membicarakan even ini. Juga akan dibicarakan salah satunya, dampak dari even ini yakni okupansi penginapan dan resto, karena peserta diperkirakan sekitar 2.000 lebih.
“Selain proses izin ke BBTNBTS (Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Red.), kami sudah bertemu dengan Kepala Desa Ngadisari. Dan dari pertemuan ini kami tidak hanya membuat even tapi juga mendatangkan motivator untuk memberikan edukasi, serta mengajarkan komunikasi kepada pelaku wisata,” imbuhnya.
Sementara, Kepala Desa Ngadisari, Suryanto mengatakan, pihaknya tidak bisa memberikan restu atau izin terkait even ini, karena kewenangan izin ada di BBTNBTS, karena Desa Ngadisari hanya merupakan desa penyangga wisata Bromo.
“Yang penting bagi kami prosedur harus dilalui, terutama prosedur yang dikeluarkan BBTNBTS termasuk perizinan, serta aturan yang harus dipatuhi, jalur mana yang bisa dilalui dan aturan mana saja serta aturan dan dampak yang tidak baik salah satunya kerusakan ekosistem,” ujarnya.
PANTURA7.com telah melakukan konfirmasi melalui sambungan telfon terkait even trail di Lautan Pasir kepada piahak BBTNBTS, Rabu sore, namun belum ada jawaban. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.