Menu

Mode Gelap
Eksotika Pantai Karanganom, Destinasi Wisata Baru di Kabupaten Probolinggo KPU Pasuruan Tetapkan DPTb, Bangil Catat Pemilih Masuk Tertinggi, Grati Dominasi Pemilih Keluar Logistik Pilkada di Kab. Probolinggo Mulai Didistribusikan, Segini Jumlahnya Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman KPU Kota Probolinggo Mulai Distribusikan 1.312 Bilik Suara PMII, HMI hingga GMNI Kompak Deklarasi Anti Politik Uang

Wisata · 26 Jul 2022 23:35 WIB

Embun Upas Selimuti Ranupani Lumajang, Serasa Pegunungan Alpen Eropa


					Embun Upas Selimuti Ranupani Lumajang, Serasa Pegunungan Alpen Eropa Perbesar

Lumajang,- Ada fenomena menarik yang terjadi di Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Di kawasan lereng Gunung Semeru itu, kerap muncul embun es, yang oleh warga setempat disebut embun upas.

Ya, saat ini wilayah Kabupaten Lumajang sedang memasuki musim kemarau. Cuaca dingin yang menyentuh Honggo nol derajat selsius, terutama saat malam hari, membuat warga yang berada dibawah kaki Gunung Semeru kedinginan.

Buntutnya, rerumputan di sekitar Ranupani diselimuti oleh embun es. Tentu saja, embun es ini menjadi pemandangan yang menarik bagi warga dan wisatawan.

Tapi ada waktu-waktu tertentu untuk bisa menyaksikan fenomena embun es. Yaitu pada pagi hari di bulan-bulan Juli-Agustus. Embun es terlihat pada pukul 5.30 sampai 7.00 WIB.

Tak ayal, sekilas wajah Ranupani pagi hari seperti pedesaan di wilayah Pegunungan Alpen, Eropa. Butiran kristal es terpampang jelas menyelimuti tipis rerumputan dan lahan pertanian di dataran dengan ketinggian 2.100 mdpl itu.

“Embun upas ini rutin munculnya setiap pertengahan tahun, biasanya ditandai suhu yang ekstrem,” kata Rifki, warga setempat.

Dengan fenomena embun upas, lanjut Rifki, banyak wisatawan datang untuk melihat langsung miniatur desa ala Eropa itu. “Sejumlah pelancong, terutama kalangan fotografer, datang untuk mengabadikan momen tahunan langka ini,” jelas dia.

Diakui Yongki, salah seorang fotografer asal Surabaya mengaku datang ke Ranupani untuk memotret landskap ditengah fenomena embun upas yang terjadi di kawasan itu.

Yongki menyebutnya, fenomena alam Indonesia perlu sebuah pemotretan dan pengabadian yang tepat. Agar kelak nanti anak cucu, mengetahui kalau di Indonesia juga terjadi fenomena alam eksotis.

“Fenomena ini perlu diabadikan, biar anak cucu kita tahu kalau Indonesia juga punya alam yang eksotik dan gak kalah sama luar negeri,” pungkasnya. (*)

 

 

Editor : Efendi Muhammad

Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 11 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Eksotika Pantai Karanganom, Destinasi Wisata Baru di Kabupaten Probolinggo

24 November 2024 - 03:09 WIB

Wisata Lumajang Akan Ditingkatkan Fasilitasnya

12 November 2024 - 12:59 WIB

TNBTS Terapkan Tarif Baru Penggunaan Drone Rp2 Juta per Hari

2 November 2024 - 16:22 WIB

Pariwisata Lumajang Jadi Tolok Ukur Perkembangan UMKM Daerah

27 Oktober 2024 - 19:36 WIB

BB TNBTS Naikkan Tarif Tiket Masuk Bromo, ini Besarannya

25 Oktober 2024 - 16:15 WIB

Warung Godhong Gedhang Lumajang Sajikan Panorama Pedesaan dan Pemandangan Alam Pegunungan

20 Oktober 2024 - 08:08 WIB

Kunjungan Wisatawan Asing ke Jatim Meningkat Tajam, Naik 77,33 Persen

13 Oktober 2024 - 11:43 WIB

Jajal Adrenalin, Naik Jip Susuri Jalur Mata Air Gunung Semeru

27 September 2024 - 13:16 WIB

Grojokan Sewu Lumajang Masuk Enam Besar di Dunia, dan Dua Besar di Asia

25 September 2024 - 17:01 WIB

Trending di Wisata