KRAKSAAN – Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dimotori oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo adalah retribusi dari pasar hewan. Namun hingga saat ini hasil capaiannya masih jauh dari target.
Staf Fungsional Bidang Perdagangan pada DKUPP setempat, Aditya Arya Guntoro mengatakan, adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sangat berdampak pada jumlah merosotnya pedagang pasar hewan. Sehingga, capaian retribusinya masih minim.
“Adanya PMK hingga kini masih begitu terasa. Jumlah transaksi hewan mengalami penurunan,” katanya, Sabtu (13/8/2022).
Bahkan, dari target yang dipatok untuk restribusi tersebut, capaiannya baru mencapai 30 persen. Kondisi ini menurutnya sangat jauh berbeda ketika belum ada PMK.
“Dari target Rp500 juta, yang tercapai masih Rp147,7 juta,” terangnya.
Ia pun menyebut, capaian ini di luar harapan. Sebab ditargetkan dalam sebulan dapat diperoleh Rp40 juta dari retribusi tersebut. Namun sampai dengan saat ini masih belum dapat terwujudkan.
Adit juga mengungkapkan, sepinya pedagang di pasar hewan dapat dirasakan di semua pasar hewan di semua kecamatan. Mulai dari pasar hewan di Kecamatan Banyuanyar, Maron, Leces, Muneng, Kecamatan Sumberasih.
Juga Pasar Hewan Tambakrejo, Kecamatan Tongas; Pasar Hewan Bucor, Kecamatan Pakuniran dan Pasar Hewan Kecamatan Besuk.
“Bisa jadi pedagang takut karena ada PMK. Sampai sekarang pun masih belum stabil,” ungkapannya.
Pihaknya akan terus berkoordinasi dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait lainnya untuk pencegahan dan penanganan PMK. Salah satunya dengan terus mendorong peningkatan vaksinasi kepada ternak yang saat ini tengah dilakukan.
“Koordinasi pencegahan dan penanganan terus kami lakukan. Jika upaya tersebut dapat dilakukan dengan maksimal. Kami optimis kondisi pasar hewan akan kembali normal,” ujarnya.(*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.