KRAKSAAN – Pada pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak Februari 2022 lalu, sebanyak empat desa gagal memperoleh kepala desa definitif. Penyebabnya beragam, mulai dari calon kepala desa (cakades) yang meninggal, hingga mundurnya semua cakades.
Pertama, Desa Randuputih, Kecamatan Dringu, yang diikuti empat cakades. Namun, ketika tahapan pemungutan suara belum terlaksana, keempatnya kompak mengundurkan diri karena panitia pemilihan (panlih) dinilai tidak netral.
Selanjutnya Desa Sogaan, Kecamatan Pakuniran dan Desa Kerpangan, Kecmaatan Leces. Di dua desa ini sejatinya sudah ada dua cakades, namun belum sempat tahapan pemungutan suara terlaksana, salah satu cakades meninggal dunia. Dengan adnaya cakades tunggal, maka pilkades tidak bisa dilanjutkan.
Terakhir, Desa Alassapi, Kecamatan Bnayuanyar. Persoalan di desa ini cukup menarik, pasalnya belum sempat dilantik, kepala desa terpilihnya meninggal dunia. Sehingga, sampai saat ini empat desa tersebut dipimpin penjabat (Pj) kepala desa.
Kini, Pemerintah Kabupaten Probolinggo mulai mencanangkan pelaksanaan pilkades di empat desa tersebut. Rencannaya, pilkades akan digelar pada tahun depan.
Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Kabupaten Probolinggo Oon Hartono mengatakan, pihaknya memang merencanakan gelaran Pilkades untuk empat desa itu dilaksanakan pada 2023 mendatang. Hanya saja, untuk persiapan dan lain-lain akan dibahas di tahun 2022 ini.
“Untuk penetapan bulannya masih belum, karena masih dikoordinasikan dengan pimpinan, tapi untuk pelaksanaannya akan digelar 2023 ini,” katanya, Minggu (14/8/2022).
Ia juga menyebut, untukk persiapan Pilkades empat desa itu, pihaknya menganggarkan Rp250 juta yang diajukan melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).
“Ya Rp250 juta untuk persiapan Pilkades-nya, baru nanti pelaksanaan Pilkades, anggarannya melalui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Red.),” ucap pria yang akrab disapa Oon. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.