Menu

Mode Gelap
Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran Hujan Deras, Banjir Rendam Winongan Pasuruan Puncak Arus Mudik Lebaran 2025 di Jember, Sehari Tembus 10.482 Penumpang KA Empat Pos Pengamanan dan 300 Aparat Siap Amankan Lebaran di Kota Probolinggo Mudik Gratis di Pasuruan, Ratusan Warga Berangkat Pulang Kampung Hari Ini

Ekonomi · 5 Sep 2022 17:22 WIB

Tengkulak Keluhkan Harga Tembakau di Gudang


					Tengkulak Keluhkan Harga Tembakau di Gudang Perbesar

Probolinggo – Sejumlah gudang tembakau di Kabupaten Probolinggo mulai membeli tembakau dari petani lokal. Namun, hal ini nyatanya tak menyelesaikan persoalan tembakau.

Jika sebelumnya keluhan datang karena gudang yang tidak kunjung buka, kini sejumlah tengkulak mulai mengeluhkan harga yang dipatok gudang. Pasalnya, para tengkulak sudah mulai membeli tembakau dari petani sejak gudang belum buka.

“Di lapangan harga tembakau bisa sampai Rp52 ribu per kilogramnya. Tapi gudang paling tinggi itu Rp51 ribu,” kata Muhammad Farihin, tengkulak tembakau dari Kecamatan Krejengan, Senin (5/9/2022).

Ia pun mengeluhkan meskipun hanya selisih seribu rupiah, harga Rp51 ribu itu menurutnya dapat menimbulkan kerugian yang cukup banyak. Ditambah, harga tersebut juga tidak berlaku di semua gudang.

“Hanya satu gudang yang Rp51 ribu itu. Itu pun kemarin saya ruginya sampai Rp 700 ribu ketika memasok barang. Belum lagi rugi tenaga dan BBM kendaraan,” ujarnya.

Bahkan, tengkulak dari Desa Patemon itu mengatakan, salah satu cabang gudang tembakau ternama di Probolinggo yang produknya sudah merata di Indonesia, harga tertingginya dipatok Rp46 ribu.”Produk rokoknya laris, tapi harganya lebih rendah dari gudang lokal,” terangnya.

Meski begitu, pria yang akrab disapa Hen itu mengaku, tidak akan berhenti menjadi tengkulak tembakau. Sebab, ia meyakini nanti harga di lapangan akan mampu dijangkau oleh gudang.

“Jumlah tembakau tahun ini kan lebih sedikit dari tahun lalu, makanya dagang (tengkulak, Red.) itu berebut. Akhirnya harga di lapangan tinggi. Semoga saja nanti gudang bisa ambil lebih tinggi, rezeki kan sudah ada yang ngatur,” ucapnya.

Sementara itu, Kabid Perdagangan pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (DKUPP) Kabupaten Probolinggo Endang Ruatiningsih mengatakan, persoalan tembakau ini akan segera dicarikan solusi.

“Besok kami rapat dengan Asisten II bahas tembakau. Untuk sementara, pedagang itu kami imbau menyesuaikan harga dengan gudang. Karena gudnag yang di sini itu kan cabang, ketentuan harga dari gudang pusat,” ujarnya.(*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 29 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Tersaingi Pasar Online, Pedagang Pakaian di Plaza Lumajang Sepi Pembeli

18 Maret 2025 - 15:50 WIB

Sejarah Panjang Lumajang, dari Petani hingga Bentuk Koperasi Lawan Monopoli Perdagangan Belanda

16 Maret 2025 - 11:11 WIB

Awal Tahun, BPS Sebut Kabupaten Jember Alami Deflasi

12 Maret 2025 - 19:33 WIB

Pekan Kedua Ramadan, Harga Telur Ayam di Lumajang Tembus Rp35 Ribu/Kg

12 Maret 2025 - 16:12 WIB

Bulan Puasa, Pesanan Madu Klanceng Semakin Kenceng

10 Maret 2025 - 13:01 WIB

Ramadhan, Pisang Agung Senduro Banyak Diburu Warga

9 Maret 2025 - 14:15 WIB

Trending di Ekonomi