Menu

Mode Gelap
Sudah 437 Tenaga Honorer atau Non-ASN Lumajang Dirumahkan Diduga Dikeroyok Kakak Kelas, Siswa di Kotaanyar Probolinggo Dilarikan ke Rumah Sakit Dukung Pemerataan Ekonomi, KAI Daop 9 Jember Turunkan Harga Tiket KA Ijen Ekspres Tak Sampai 5 Menit, Motor di Kantor Notaris Digasak Maling Puluhan Babi Ternak di Lereng Gunung Bromo Pasuruan Mati Mendadak Meriahkan HPN, Polisi Gandeng Wartawan Salurkan Sembako bagi Korban Bencana

Ekonomi · 24 Sep 2022 18:50 WIB

Harga Kedelai Meroket, Produsen Tempe Kelimpungan


					Harga Kedelai Meroket, Produsen Tempe Kelimpungan Perbesar

Kraksaan,- Harga kedelai di Kabupaten Probolinggo akhir-akhir ini merangkak naik. Hal itu membuat sejumlah produsen tempe dan tahu kelimpungan.

Seperti yang diungkapkan seorang produsen tempe di Desa Bulu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Abdillah (32). Menurutnya, harga kedelai yang mulanya sekitar Rp10 ribu per kilogram (Kg), kini naik menjadi Rp13 ribu/kg.

“Naik sudah sejak dua hari lalu. Pertamanya itu naik Rp1.000, tetapi kemarin itu saya kulak kedelai sudah naik lagi sampai Rp13 ribu/Kg,” terang Abdillah, Sabtu (24/9/22).

Menurutnya, mahalnya harga kedelai itu membuatnya serba kesusahan. Sebab sebelumnya, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah naik.

“Dua sektor terpenting dalam ekonomi saya sekarang sama-sama mahal, jadi ya semakin kesulitan dengan keadaan seperti ini. Bensin buat operasional sudah mahal, ditambah bahan pokok usaha juga mahal, pusing saya,” keluhnya.

Dijelaskan Abdillah, ia menggunakan kedelai impor karena kualitasnya lebih bagus dibanding kedelai lokal. Dalam sehari, ia membutuhkan 2 ton kedelai sebagai bahan baku produksi tempe.

“Kalau pakai kedelai lokal, kualitasnya lebih jelek, tidak mengembang. Rasanya juga memang lebih enak kedelai impor,” terangnya.

Hal serupa juga sampaikan M. Thoif (31), perajin tempe asl Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo. Ia terpaksa pun menaikkan harga jual tempe hasil produksnya agar tidak rugi.

“Ya kalau tidak dinaikkan harga tempenya, saya bisa bangkrut. Harga bahan pokoknya sudah naik, kalau saya tetap di harga lama ya tidak bisa produksi lagi,” ujarnya. (*)

Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Imbas Polemik Penjualan LPG 3 Kg, Stok di Pangkalan Berkurang Drastis

4 Februari 2025 - 18:38 WIB

Warga Lumajang Keluhkan Harga LPG 3 Kg Capai Rp22 Ribu

4 Februari 2025 - 09:20 WIB

Kabupaten Lumajang Berada di Bawah Ambang Batas Perubahan Harga IPH

23 Januari 2025 - 13:43 WIB

LPG 3 Kg Naik Jadi Rp 18 Ribu, Pertamina Diminta Perbanyak Pangkalan

16 Januari 2025 - 17:30 WIB

Mulai Hari Ini Harga LPG 3 Kg Naik Rp2.000

15 Januari 2025 - 13:00 WIB

Harga Cabai Rawit Mahal, Petani Justru Mengeluh Gagal Panen karena Cuaca Hujan

14 Januari 2025 - 16:18 WIB

Pangdam V Brawijaya Dorong Jatim Produksi 2 Juta Ton Beras

10 Januari 2025 - 19:05 WIB

Harga Cabai Rawit di Kota Pasuruan Tembus Rp 120 Ribu Per Kilogram

7 Januari 2025 - 15:23 WIB

Musim Hujan, Harga Cabai Rawit di Kota Probolinggo Melesat hingga Rp100 Ribu/kg

6 Januari 2025 - 20:00 WIB

Trending di Ekonomi