Menu

Mode Gelap
Pilkada Kota Probolinggo Digugat PPI, ini 10 Poin Permohonannya Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Kolom Abu 800 Meter di Atas Puncak Bisnis Skincare di Pasuruan Berujung Penipuan, Member Ngaku Rugi Ratusan Juta Cegah Kecelakaan saat Nataru, Tol Paspro Bagi-bagi Susu dan Kopi ke Pengendara Kuota Pendakian Gunung Semeru Dibatasi 200 Orang Libur Nataru, Penumpang Kereta Komuter di Pasuruan Membludak

Peristiwa · 9 Okt 2022 11:06 WIB

Banjir Bandang Lumajang Rusak 12 Rumah, Aktifitas Warga Belum Normal


					NORMALISASI: Suasana Desa Ranupani, Senduro, Lumajang, pasca diterjang banjir bandang. (foto: Asmadi). Perbesar

NORMALISASI: Suasana Desa Ranupani, Senduro, Lumajang, pasca diterjang banjir bandang. (foto: Asmadi).

Lumajang,- Hujan deras yang mengguyur wilayah perkampungan warga Tengger, tepatnya di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jum’at (7/10/22) malam, membuat wilayah tersebut terendam banjir.

Bahkan, banjir lumpur tersebut mengakibatkan 12 rumah rusak. Sebab banjir yang membawa material lumpur memiliki mengendap di perkampungan dengan ketebalan hingga 40 sentimeter.

Warga Desa Ranupani, Rudi (35) mengatakan, banjir membuat aktifitas warga lumpuh. Selain itu, teras dan bangunan rumahnya jebol, peralatan rumahnya pun saat ini masih tertimbun lumpur.

“Hujannya deras sekali, akhirnya air masuk ke rumah,” kata Rudi saat ditemui di rumahnya, Minggu (9/10/22).

Salah satu perangkat Desa Ranupani, Nunuk menyebut, sedikitnya ada 12 rumah warga rusak akibat banjir ini. Menurut catatan pemerintah desa, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.

“Ada sekitar 12 rumah yang terdampak, kami masih melakukan pendataan dengan petugas BPBD Lumajang. Untuk korban jiwa hingga saat ini masih belum ada,” kata Nunuk.

Sementara itu, Plt. Kepala Seksi III Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Khoirul Sholeh saat dihubungi melalui selulernya menjelaskan, hujan deras juga mengguyur kawasan konservasi BB TNBTS.

Sejumlah titik di kawasan TNBTS yang longsor, diantaranya di KM 17, KM 19, dan KM 20. “Kawasan TNBTS ada 6 titik tanah longsor,” ucap Khoirul.

Saat ini, dititik longsor tersebut sudah bisa dilalui. Namun untuk warga yang hendak melintas diharapkan agar tetap berhati-hati.

Terpisah, Humas TNBTS Syarif Hidayat mengungkapkan, banjir lumpur yang terjadi di Desa Ranupani itu disebabkan oleh sistem pertanian di lereng-lereng desa, yang saluran irigasinya kurang tertata dengan baik.

“Bisa dibilang, tiap tahun kalau curah hujan tinggi, Desa Ranupani banjir dengan membawa material lumpur. Ranupani itu desa yang ada di dalam kawasan (TNBTS), tetapi tidak termasuk dalam pengelolaan TNBTS, wilayah tersendiri,” urainya. (*)

 

Editor : Efendi Muhammad

Publisher : Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 12 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Empat Pemuda Diamankan Usai Serang Sopir Truk, Kasus Diselesaikan Secara Damai

25 Desember 2024 - 16:50 WIB

Diduga Dipukul Pengendara Tak Dikenal, Pelajar di Pasuruan Tewas usai Tabrak Pembatas Jalan

25 Desember 2024 - 16:39 WIB

Pecah Ban, Truk Terjun ke Sawah di Tol Paspro

24 Desember 2024 - 15:02 WIB

Lansia Tewas di Kamar Kos, Dugaan Penyebab Kematian Bikin ‘Nyesek’

20 Desember 2024 - 13:09 WIB

Truk Pengangkut Beras Tabrak Dua Rumah di Pasuruan, Satu Rumah Rusak Parah

19 Desember 2024 - 15:06 WIB

Gadis ABG Minggat Ditemukan, Ada di Rumah Teman Tik-toknya di Jember

19 Desember 2024 - 12:44 WIB

Gadis ABG Minggat dari Rumah, Tinggalkan Surat Menyentuh untuk Keluarga

18 Desember 2024 - 07:05 WIB

Rumah Diterjang Banjir, Lansia di Winongan Pingsan

18 Desember 2024 - 04:43 WIB

Banjir Kembali Rendam Ribuan Rumah di Winongan Pasuruan

17 Desember 2024 - 21:43 WIB

Trending di Peristiwa