Kraksaan,- Cuaca ekstrim yang melanda wilayah Kabupaten Probolinggo dan sekitarnya sejak awal Bulan Oktober 2022, membuat sejumlah nelayan berhenti melaut.
Para nelayan mengaku, tidak berani mengambil resiko jika nekad melaut. Sebab nelayan khawatir kapal mereka digulung ombak dan angin kencang jika tetap melakukan penangkapan ikan di laut lepas.
Seperti yang disampaikan salah satu nelayan di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, M. Rofi (39). Menurutnya, saat cuaca ekstrim seperti saat ini maka libur melaut adalah pilihan terbaik.
“Kalau saya mending di rumah saja, tidak mau ambil resiko. Soalnya bahaya sekali, nyawa taruhannya, keluarga di rumah yang nunggu juga khawatir, jadi tidak tenang,” ungkap Rofi, Sabtu (15/10/22).
Hal serupa disampaikan oleh nelayan lainnya, Effendi (40). Pria asal Pulau Giliketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo menyebut, menangkap ikan saat cuaca ekstrim sangat berisiko.
Untuk mengisi waktu, maka ia pun merawat ikan-ikan kerapu yang ia budidayakan. Ikan tawar itu ia budidayakan di bibir pantai Pulau Gili.
“Ya saya sambil budidaya kerapu ini, buat sampingan. Sekarang cuacanya ngeri, hampir seminggu sudah tidak melaut,” curhatnya.
“Jadi ya libur saja, daripada melaut, hasilnya belum ketemu bahanya sudah di depan mata. Itupun kalau saya masih bisa ditolong ke darat,” ujar memungkasi. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Zainul Hasan R