Menu

Mode Gelap
Rotasi Jabatan di Polres Pasuruan, dari Wakapolres hingga Kapolsek Winongan Berganti SDN Kandangsapi II Disiapkan Jadi Lokasi Sekolah Rakyat di Kota Pasuruan Berburu Barokah, Ribuan Jemaah Hadiri Haul Kiai Hasan Genggong ke-72 Lima Pejabat Fungsional Dilantik, Diminta Tetap Jaga Sikap Bupati Lumajang Pantau 11 Titik Jalan untuk Tingkatkan Perputaran Ekonomi Daerah Peras Kades, 2 Oknum Anggota LSM di Probolinggo Terjaring OTT Polisi

Ekonomi · 21 Okt 2022 17:14 WIB

Tren DBD Turun, Dinkes Ingatkan Jaga Kesehatan Masuki Hujan


					Tren DBD Turun, Dinkes Ingatkan Jaga Kesehatan Masuki Hujan Perbesar

Probolinggo – Demam Berdarah Dengeu (DBD) masih menjadi salah satu penyakit yang menjadi atensi saat memasuki musim penghujan. Meski jumlah penderita mengalami tren menurun, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes dan P2KB) meminta warga kota selalu memperhatikan kebersihan lingkungan saat memasuki musim hujan.

Dari data Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo, sejak bulan Juli hingga September 2022 terdapat 21 kasus DBD di Kota Probolinggo. Sedangkan sejak bulan Januari hingga Mei, terdapat 175 kasus, dengan 4 kasus kematian akibat DBD.

“Jika melihat data tersebut, angka DBD pada dua bulan terakhir menurun, dengan tidak ada angka kematian, seperti pada awal tahun, hingga bulan Mei, yang mana terdapat empat kasus kematian, karena pada bulan-bulan tersebut sedang tinggi-tingginya kasus,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan dan P2KB, dr. Nurul Hasanah Hidayati, Jumat (21/10/2022).

Memasuki musim penghujan yang mana potensi kasus DBD bisa naik, Dinkes dan P2KB sendiri terus melaksanakan upaya-upaya pencegahan yakni dengan cara promotif dan preventif. Untuk upaya promotif yakni terus melakukan sosialisasi terkait bahaya DBD dan pencegahan melalui media sosial, dan sebagaianya.

Sedangkan upaya preventif yakni dengan cara melakukan penyelidikan epidemiologi, jika terdapat satu kasus, maka Dinkes mengecek baik ke lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar.

“Jika ada kasus meninggal nantinya dalam penyelidikan epidemiologi akan ditentukan apakah diperlukan fogging atau tidak. Namun tentunya fogging ini dilakukan dengan melihat kondisi sekitar,” ujar Dokter Ida, panggilan akrab dr. Nurul Hasanah Hidayati.

Selain itu, dari data Dinkes dan P2KB Kota Probolinggo sendiri, kasus DBD terbanyak di wilayah Kota Probolinggo terdapat di dua kecamatan, yakni Kanigaran, dan Mayangan. “Dengan kondisi ini, kami berharap kepada warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan salah satunya dengan kerja bakti, serta selalu menerapkan 5 M, sehingga DBD yang dibawa nyamuk dapat dicegah,” katanya. (*)

Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Inflasi Jember Meroket, Faktor Tarif Listrik dan Kenaikan Bahan Pokok?

9 April 2025 - 18:07 WIB

Dukung Swasembada Pangan, Bupati Probolinggo Gus Haris Pimpin Panen Raya Padi

7 April 2025 - 18:55 WIB

Pengunjung Pantai Mbah Drajid Membeludak, Omset UMKM Meningkat

7 April 2025 - 18:23 WIB

Lahan Pertanian Padi Meningkat, Kota Probolinggo Hasilkan 8,9 Ton Per Hektar

7 April 2025 - 18:04 WIB

Kebutuhan Melonjak Menjelang Lebaran, Stok LPG di Jember Dipastikan Aman

30 Maret 2025 - 05:45 WIB

Jelang Lebaran Stok BBM dan LPG di Lumajang Dipertanyakan

26 Maret 2025 - 11:20 WIB

Berdayakan Pedagang Sayur Lokal, Pemkab Jember Luncurkan ‘Mlijo Cinta’

24 Maret 2025 - 21:37 WIB

Menjelang Idul Fitri, Harga Bahan Pokok di Lumajang Naik

23 Maret 2025 - 16:25 WIB

Tersaingi Pasar Online, Pedagang Pakaian di Plaza Lumajang Sepi Pembeli

18 Maret 2025 - 15:50 WIB

Trending di Ekonomi