Probolinggo – Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Probolinggo mulai menurun. Seiring dengan turunnya PMK, jumlah sapi yang dipotong di UPT Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) kembali normal yakni, empat ekor per hari.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Rumah Potong Hewan (UPT RPH) DPKPP Kota Probolinggo, Moch. Effendi. Ia menyebut, menurunnya kasus PMK di Kota Probolinggo dibarengi dengan bertambahnya sapi yang dipotong di RPH tiap harinya.
“Dengan kenaikan sapi yang dipotong, sejak bulan Juli hingga September ada kenaikan. Bulan Juli 38 ekor, Agustus 83 ekor, dan September 114 ekor, jika dirata-rata ada tiga hingga empat ekor per hari,” ujarnya, Senin (24/10/2022).
Kenaikan jumlah sapi yang dipotong di RPH ini untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di Kota Probolinggo saja. Sebelum adanya kenaikan jumlah sapi yang dipotong, sapi yang dipotong di RPH hanya mencapai seekor per hari atau turun 50%. Turunnya hewan yang dipotong di RPH karena imbas mewabahnya PMK.
Meski sudah ada kenaikan jumlah sapi yang dipotong, namun jumlah tersebut mendekati angka normal. Yang mana, jika sebelum adanya wabah PMK, UPT RPH tersebut mampu memotong empat hingga lima sapi per hari. Dan dengan menurunnya PMK, jumlah sapi yang dipotong di UPT RPH juga kembali ke angka normal, atau bertambah.
“Harapan kami, sapi yang dipotong di RPH naik, dan kami mengimbau kepada para jagal sapi untuk melaksanakan pemotongan di RPH. Hal itu untuk menjamin keamanan, kesehatan, keutuhan, serta daging yang halal untuk dikonsumsi masyarakat,” imbuh Effendi. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.