Pajarakan,- Calon Presiden (Capres) yang dideklarasikan oleh Partai Nasdem, Anies Rashid Baswedan mengunjungi Pesantren Zainul Hasan Genggong (PZH) di Kecamatan Pajarakan, Kabupaten Probolinggo, Rabu (26/10/22).
Datang sekitar pukul 9.55 WIB, mantan Gubernur DKI Jakarta itu disambut langsung oleh pengasuh PZH Genggong KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah di kediamannya, Desa Temenggungan, Kecamatan Pajarakan.
Anies mengaku, kedatangannya ke salah satu pesantren tertua di Indonesia itu tidak ada sangkut pautnya dengan pencalonan dirinya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Ia menyebut, dirinya datang ke PZH Genggong hanya untuk menyambung silaturrahim dengan pengasuh pesantren dan ziarah ke maqbarah KH. Moh Hasan atau Kiai Hasan Sepuh.
“Ini saya pertama ke Genggong, sengaja datang untuk silaturrahim dan ziarah, hanya itu saja,” kata Anies usai ramah tamah dengan Kiai Mutawakkil.
Disinggung terkait kesiapannya menjadi capres, Anies mengaku belum mempersiapkan stategi khusus, termasuk jumlah partai yang akan dirangkulnya demi memenangkan kontestasi 5 tahunan itu.
“Mengalir saja, kami jalani satu persatu sambil lihat perkembangannya,” ujar mantan Rektor Universitas Paramadina itu.
Sementara itu, kiai Mutawakkil mengatakan, pihaknya baru Selasa (25/10/22) kemarin mendapat kabar kedatangan Anies Baswedan. Seperti tamu lainnya, sebagai tuan rumah ia pun berkewajiban menyambut Anis dengan baik.
“Obrolannya yang banyak seputar kisah sesepuh. Sebagaimana kakek beliau merupakan pahlawan, di sini kiai (Hasan) sepuh juga melakukan perjuangan ketika masa penjajahan,” ucapnya.
Lebih dari itu, Kiai Mutawakkil berpesan agar Anies bisa konsisten meneruskan perjuangan sesepuhnya. Semangat kakeknya yang merupakan salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan ayahnya yang merupakan tokoh nasional, semestinya bisa diteruskan oleh Anies.
“Kakeknya Abdur Rahman Baswedan pahlawan. Bapaknya Rasyid Baswedan Tokoh Nasional. Begitupun beliau yang merupakan tokoh nasional, saya harap bisa meneruskan semangat sesepuhnya dengan tidak meninggalkan nilai spiritual atau keagamaan dan nilai kebangsaan,” harapnya. (*)
Editor : Efendi Muhammad
Publisher : Zainul Hasan R