Lumajang, – Erupsi Semeru kali ini bertepatan dengan satu tahun sejak terjadi bencara erupsi Semeru 4 Desember 2021 lalu. Awan panas guguran (APG) meluncur dari puncak Kawah Jonggring Saloko sejauh tujuh kilometer ke arah tenggara dan selatan.
Dari laporan tertulis Pos Pantau Semeru, tercatat telah terjadi 8 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 18-22 mm, dan lama gempa 65-120 detik. Adanya peningkatan aktivitas ini terjadi selama 6 jam pada periode waktu 00.00 – 06.00 WIB.
APG meluncur dari Kawah Jonggring Saloko dengan jarak sejauh 7 km dengan amplitudo maksimal 35 mm.
Dari pengamatan visual, tinggi kolom abu teramati ± 1500 m di atas puncak (± 5176 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah tenggara dan selatan.
Atas peningkatan aktivitas ini, Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati langung memberi arahan untuk menutup seluruh lintasan jalur aliran lahar Gunung Semeru.
“Pos pantau BPBD di Curah Kobokan sudah menutup semua lintasan,” katanya, Minggu.
Seluruh pengendara atau penambang dilarang melintas maupun beraktivitas di sekitar kawasan Curah Kobokan. Sebab, jalur tersebut sangat rawan dan harus dikosongkan.
“Tidak boleh ada satu orang pun yang berada di sekitarnya, baik melintas maupun beraktivitas, harus segera dikosongkan,” katanya.
Wabup menambahkan, agar warga tetap waspada dan berhati-hati akan peningkatan aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa ini. Wabup juga berdoa agar masyarakat sekitar lereng Semeru diberi keselamatan.
“Semoga Allah memberi kekuatan dan keselamatan untuk masyarakat Lumajang, terutama yang berada di tepat di bawah kaki Gunung Semeru,” pungkasnya.(*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.