Lumajang, – Bupati Lumajang Thoriqul Haq melarang warga untuk menghuni Dusun Kajarkuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Alasannya daerah tersebut yang paling parah terkena aliran lahar Gunung Semeru selama dua tahun ini.
Bahkan, saat erupsi tahun ini, banyak hewan peliharaan warga yang mati karena terkena aliran panas Semeru.
“Jadi itu bukan terdampak yang barusan saja (Minggu 4 Desember 2022, Red.) tapi juga di tahun kemarin (4 Desember 2021, Red.) dan sudah kami putuskan bahwa Dusun Kajarkuning tidak (lagi) dihuni masyarakat,” ujar Thoriq, Rabu (7/12/2022).
Pada tahun lalu, kata Thoriq, Dusun Kajarkuning telah menjadi salah satu kawasan paling parah terdampak erupsi Gunung Semeru. Oleh karena itu, pihaknya telah melarang warga menghuni dusun tersebut.
Apalagi, imbuhnya, saat ini Pemkab Lumajang telah menyediakan rumah relokasi hunian tetap dan hunian sementara yang terletak di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
“Mereka dapat hunian relokasi, dan mereka itu biasanya siang bekerja, tapi tidak menempati rumahnya, nah itu yang terdampak erupsi Semeru satu dusun di Dusun Kajarkuning,” ujarnya.
Saat ini, karena kondisi di Dusun Kajarkuning pascaerupsi Gunung Semeru masih cukup membahayakan pihaknya bersama Forkopimda Lumajang menghentikan seluruh aktivitas masyarakat di dusun tersebut.
Hal itu, menurutnya sudah sesui dengan hasil kesepakatannya bersama Polres Lumajang dan Forkopimda.
“Sementara hasil kesepakatan saya dan Kapolres Lumajang, kami stop, tidak ada masyarakat yang (boleh) masuk wilayah itu karena tidak memungkinkan. Material APG (awan panas guguran) masih panas,” pungkasnya.(*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.