Probolinggo – Menjelang tahun baru biasanya hotel di kawasan Gunung Bromo ramai, tetapi tampaknya berbeda pada tahun ini. Hingga minggu kedua bulan Desember 2022, pemesanan kamar hotel masih rendah, hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Probolinggo, Digdoyo Djamaluddin. Ia menyebut, meski tingkat hunian hotel di wilayah Gunung Bromo masih rendah, hal ini berbeda seperti tahun kemarin. Tahun lalu, tiga minggu sebelum tahun baru, tingkat hunian hotel sudah meningkat.
“Tahun baru ini yang diharapkan oleh pemilik hotel dan resto meningkat tingkat namun hingga saat ini, belum terlihat tanda-tanda tingkat hunian hotel akan meningkat,” ujarnya, Sabtu (10/12/2022).
Yoyok sapaan akrab Digdoyo Djamaluddin juga menyampaikan, belum terlihatnya peningkatan okupansi ini dikarenakan adanya beberapa faktor. Yakni, wisatawan yang ingin melihat sunrise terkendala hujan. Selain itu erupsi Gunung Semeru dikhawatirkan berdampak ke Gunung Bromo.
Selain itu, juga bertepatan dengan Wulan Kapitu pada Kalender Warga Tengger. Banyak wisatawan beranggapan bahwa saat Wulan Kapitu, Bromo akan ditutup selama satu bulan. Padahal, penutupan hanya di lakukan sehari saat pembukaan Wulan Kapitu pada tanggal 23 Desember 2022 dan sehari saat penutupan tanggal 21 Januari 2023.
Meski beberapa hotel sudah menerima pemesanan kamar dari wisatawan, namun, pemesanan kamar tersebut belum pasti karena belum disertai tanda jadi atau uang muka.
“Harapan pemilik hotel dan resto ini di tahun cuaca baik. Juga ada dukungan dari Dinas Pariwisata sehingga tidak ada lagi batasan-batasan bagi wisatawan,” imbuhnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.