Probolinggo – Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Probolinggo mencatat, angka kemiskinan di Kota Probolinggo pada tahun 2022 ini turun. Penurunan kemiskinan ini karena salah satunya, berkat program pemerintah yang tepat sasaran.
Hal tersebut disampaikan salah satu petugas Statistik Ahli Pertama BPS Kota Probolinggo, Husnul Khotimah. Dikatakan penduduk miskin di Kota Probolinggo pada tahun 2022 turun 6,65%, dari tahun 2020 yang mencapai 7,43%, dan tahun 2021 yang mencapai 7,44%.
“Di tahun 2020 dan 2021 ini mengalami kenaikan dari tahun 2019 yang mencapai 6,91%. Hal ini karena pada tahun 2020 dan 2021 terjadi pandemi Covid-19 sehingga angka kemiskinan naik,” ujarnya, Senin (26/12/2022).
Penurunan angka kemiskinan di Kota Probolinggo ini karena salah satu faktornya, program pemkot ditujukan kepada warga yang kurang mampu. Sehingga dengan program tersebut, banyak warga miskin yang penghasilannya membaik.
“Dengan program pengentasan kemiskinan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Probolinggo, menjadi salah satu upaya pemerintah dalam pengentasan kemiskinan. Sehingga pada tahun 2022 ini, angka kemiskinan turun,” imbuhnya.
Sementara, Ahli Muda Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Probolinggo, Kristian Dwi mengatakan, pada tahun 2022 ini, Indek Pembangunan Manusia (IPM) Kota Probolinggo mencapai 74,56, atau tumbuh 1,22%, meningkat 0,90 poin, dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 73,66%.
“Peningkatan pertumbuhan IPM tahun 2022 ini dipengaruhi oleh meningkatnya seluruh indikator pembentuknya, baik indeks kesehatan, indeks pendidikan, maupun indeks pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan,” ujarnya.
Untuk struktur perekonomian di Kota Probolinggo ditopang oleh tiga kategori lapangan usaha utama. Yakni, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor, dan lapangan usaha industri pengolahan, serta lapangan usaha transportasi dan pergudangan.
“Sebaran inflasi per November 2022, Kota Probolinggo salah satu yang terkecil yakni 5,57% di Jawa Timur. Sedangkan Kabupaten Jember sebaran inflasinya tertinggi yakni mencapai 7,76%, namun demikian sesuai arahan presiden, inflasi di tahun depan bisa dikendalikan di bawah 5%,” ujarnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.