Probolinggo – Cuaca ekstrem ditandai gelombang tinggi yang melanda Selat Madura yang terjadi sejak beberapa hari terakhir berdampak kepada kapal penyeberangan Giliketapang. Banyak kapal penyeberangan tak beroperasi, meski ada sebagian kecil yang nekat beroperasi dengan menerjang gelombang tinggi.
Dari pantauan PANTURA7.com di dermaga kapal penyeberangan di Pelabuhan Tanjung Tembaga, puluhan kapal penyeberangan terlihat bersandar. Tak hanya itu, kapal-kapal yang bersandar tersebut sengaja tidak dijaga lantaran cuaca sedang buruk.
Meski begitu, masih ada sejumlah kapal penyeberangan yang nekat beroperasi dengan mengantar penumpang yang ada kebutuhan yang harus dibeli di Probolinggo.
“Banyak kapal penyeberangan yang tidak beroperasi ini sejak 10 hari yang lalu, saat cuaca ekstrem yang melanda perairan. Selain itu, kapal tersebut tak beroperasi juga karena pemilik takut dan tak mau ambil risiko,” ujar Koordinator Kapal Penyeberangan, Suryono, Senin (2/1/2023).
Meski beberapa kapal nekat beroperasi saat cuaca buruk seperti saat ini, namun pemilik kapal sangat membatasi penumpang yang naik. Jika cuaca normal kapal dapat mengangkut 30 hingga maksimal 50 penumpang, untuk sekali jalan. Namun saat ini, hanya 10 hingga 15 penumpang saja.
Selain itu, biasanya setiap hari ada 15 hingga 20 kapal yang beroperasi. Namun saat cuaca ekstrem seperti saat ini hanya dua hingga lima kapal yang beroperasi. Itupun jika ada penumpang yang naik.
Diketahui, gelombang laut di peraiaran Probolinggo saat ini mencapai 1,5 meter, hingga 2 meter. Hal itu berisiko bagi kapal penyeberangan yang beroperasi.
“Tak hanya beroperasi bagi warga, namun karena cuaca ekstrem ini untuk wisata snorkeling juga ditutup. Sehingga pada libur tahun baru kemarin tidak ada wisatawan yang snorkeling,” imbuh Suryono. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.