Jakarta,- Lembaga survei politik dan opini publik Lingkaran Survei Indonesia (LSIPOTEN Denny JA) terus melakukan survei politik menjelang tahun politik 2023. Survei dilaksanakan secara nasional, regional provinsi, bahkan hingga ke sejumlah kota atau kabupaten.
Dalam survei nasional capres, LSI Denny JA juga telah menghasilkan elektabilitas capres cawapres. Termasuk para king maker yang menjadi penentu perhelatan pilpres 2024 nanti.
Selain survei nasional, LSI Denny JA juga melakukan survei pada sejumlah daerah Jawa Timur. Salah satunya Kabupaten Probolinggo yang mengalami ‘tsunami’ politik pasca OTT KPK kepada bupati Probolinggo dan suaminya setahun lalu.
Dalam survei yang dilakukan akhir tahun 2022 itu, LSI mendapat banyak temuan menarik di kota santri tersebut. Mulai harapan publik pada pemda setempat pasca OTT KPK, harapan pada puluhan pesantren, hingga sosok sangat diharapkan memimpin Probolinggo pada pilkada 2024 mendatang.
Khusus Probolinggo, survei pun dilakukan kepada warga yang berusia 17 tahun ke atas dengan metode multistage random sampling. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka dengan 440 responden serta margin of error 4,8 persen.
Peneliti LSI Denny JA Ardian Sopa yang dikonfirmasi mengatakan, LSI memang melakukan survei di beberapa daerah Jatim. Termasuk Kabupaten Probolinggo. “Probolinggo ini menjadi perhatian khusus LSI dibanding daerah lain karena ada suasana politik yang berbeda,” kata Sopa di Jakarta (4/1).
Hal senada disampaikan Imam Fauzi, koordinator LSI Denny JA Jawa Timur. Dia mengatakan bahwa LSI Network memang telah melakukan survei di berbagai daerah Jawa Timur. Bahkan khusus Kabupaten Probolinggo dinilai memiliki karakteristik yang menarik dalam konteks politik lokal.
Seperti diketahui, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap 10 orang di Kabupaten Probolinggo pada Senin, 30 Agustus 2021.
Dalam OTT tersebut, KPK menangkap Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari dan suaminya, Hasan Aminuddin. Hasan merupakan Wakil Ketua Komisi IV DPR dan bupati dua periode sebelum istrinya.
Masyarakat Berharap Tokoh Agama
Dari hasil survei LSI Denny JA, pasca tsunami politik itu ada keinginan yang kuat masyarakat Kabupaten Probolinggo agar pemimpin di daerah ini berlatar belakang tokoh agama. Posisinya menduduki puncak pilihan masyarakat, yakni 58,6%. Sedang latar belakang politisi, pengusaha, birokrat, akademisi hanya pada kisaran 3%.
Hal itu pun terkonfirmasi dengan kepercayaan masyarakat kepada ulama dan pengasuh pesantren Probolinggo. Bahkan prosentasenya di atas 90% publik akan mendengar tokoh pesantren tersebut.
Hal ini cukup wajar karena kondisi sosial kemasyarakatan tapal kuda sangat menghormati pesantren dan kiai. Kondisi ini ditambah dengan kasus-kasus yang terjadi sebelumnya makin menguatkan pandangan masyarakat tentang sosok bupati dari tokoh agama dan ulama pesantren diharapkan bisa memimpin.
Prabowo Subianto Tertinggi Capres, Gus Haris Teratas Cabup
Dalam survei LSI Denny JA juga menemukan sosok capres pilihan publik Probolinggo. Pada survei itu nama Prabowo Subianto menempati urutan tertinggi dengan elektabilitas mencapai 22,3%.
Posisi kedua disusul Ganjar Pranowo 12,5%, ketiga Anies Baswedan 6,8%, lalu keempat Khofifah Indar Parawansa sebesar 5,9%. Sedang nama lain di bawah 1 persen.
Sementara parpol yang mendapat elektabilitas teratas DPR RI adalah PKB (19,8%), Gerindra (10,2%), PDI-P (9,8%), Golkar (8,9%), PPP (7,7%), Nasdem (6,4%), Demokrat (1,1%). Sedang partai lainnya di bawah 1 persen.
Sementara, untuk elektabilitas cabup Probolinggo, LSI Denny JA menemukan bahwa hasilnya selaras dengan keinginan publik Probolinggo kepada tokoh agama dan ulama untuk memimpin pasca OTT KPK. Tokoh agama dan kiai dari pesantren juga menempati elektabilitas urutan teratas.
Dalam survei tertutup sembilan calon bupati yang disebut-sebut bakal maju dalam pilkada Probolinggo, sosok Muhammad Haris (Gus Haris) menempati posisi elektabilitas teratas dengan 23,6%. Posisi kedua disusul Mahdi (10,0%), Abdul Malik Haramain (9,8%), Timbul Prihanjoko (9,5%), Faisol Reza (3,4%). Sedang empat lainnya di bawah 1 persen.
Sedangkan jika dimunculkan tiga calon saja dengan enam simulasi calon, nama Gus Haris selalu menempati urutan teratas dengan prosentase 23,9% hingga tertinggi 31,6%. Sedang calon lainnya dalam simulasi sama berada di posisi prosentase di bawah 10 persen.
Pun demikian jika dimunculkan dua nama calon dengan enam simulasi, nama Gus Haris juga menempati urutan teratas. Prosentase elektabilitas tertinggi Gus Haris pada dua simulasi berada pada angka 31,8%.
Publik Probolinggo pun kembali menempatkan alasan bahwa tokoh agama serta ulama dinilai mampu menyelesaikan problem kabupaten ini pasca tsunami politik setelah OTT KPK. Hal itu menjadi cermin bahwa harapan masyarakat pada tokoh agama sangat besar. (*)
Editor: Efendi Muhammad
Publisher: Zainuk Hasan R