Kraksaan,- Kesadaran membaca masyarakat Kabupaten Probolinggo benar-benar memperhatikan. Meski berpenduduk 1,1 juta jiwa lebih, namun masyarakat yang gemar membaca tak sampa 0,8 persen.
Hal itu tercermin dari data yang dihimpun Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Probolinggo. Sepanjang tahun 2022, tercatat hanya 9.616 orang yang mengunjungi perpustakaan, yang terletak di Jl. Imam Bonjol No. 1, Kota Kraksaan.
Pengunjung perpustakaan meliputi pelajar sebanyak 4.923 orang, mahasiswa 2.685 orang, PNS 285 orang, swasta 1.668 orang dan penyandang disabilitas 55 orang.
“Sementara jumlah peminjaman buku di perpustakaan tahun 2022 mencapai 2.417 orang dengan rincian pelajar 831 orang, mahasiswa 687 orang, PNS 163 orang dan swasta 736 orang,” kata Kabid Pelayanan Pengembangan Perpustakaan Dispersip Kabupaten Probolinggo, Suryana Nuring Perbawani.
“Adapun jumlah anggota perpustakaan tahun 2022 di Kabupaten Probolinggo mencapai 21.123 orang. Perpustakaan memiliki koleksi buku sebanyak 60.193 eksemplar dengan 36.049 judul, sementara konten digital sebanyak 34 konten,” tambahnya.
Guna meningkatkan minta baca masyarakat, Dispersip Kabupaten Probolinggo berencana memaksimalkan perpustakaan keliling. Termasuk menambah armada yang akan berkeliling desa dan kelurahan.
“Pelayanan perpustakaan keliling pada tahun 2022 dilakukan pada 300 lembaga taman baca dan pondok pesantren. Tahun ini kita targetkan bertambah menjadi 320 lembaga taman baca dan pondok pesantren,” ujar Nuring.
Pada tahun 2022, lanjutnya, terdiri 3 unit kendaraan roda 4 dan 3 unit kendaraan roda 3 untuk operasional perpustakaan keliling. “Tahun 2023 ini ada tambahan kendaraan roda 4 bantuan dari Perpusnas,” ujar dia.
Berkaca pada tahun lalu, terdapat beberapa evaluasi yang perlu diperbaiki dalam operasional perpustakaan keliling. “Misalnya saat droping dilakukan pencatatan, tetapi ketika ada peminjam tidak dicatat. Sehingga perputaran buku tidak tercatat,” bebernya.
Sementara untuk meningkatkan jumlah kunjungan, pihaknya melakukan pembinaan kepada guru-guru dan pustakawan. “Juga promosi melalui dongeng keliling anak-anak dan konten-konten digital,” pungkas Nuring. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Zainullah FT