Lumajang,- Hujan lebat di hulu sungai yang tak kunjung reda, menyebabkan kawasan lereng Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, kembali diterjang banjir lahar hujan, pada Rabu (22/2/2023)sore.
Sejumlah warga yang hendak melintasi sungai, memilih bertahan menunggu aliran lahar surut dibandingkan berbalik arah. Warga dan pengendara roda dua maupun empat lebih memilih memarkir kendaraannya di sekitar Dusun Kajar Kuning untuk menjauhi aliran sungai.
“Saya mau ke Tempursari, mau jenguk saudara saya yang sakit. Tetapi ya tidak berani menyeberang,” kata Sutris warga Desa / Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang.
Senada dengan Sutris, Johan juga memilih tetap menunggu aliran surut dibandingkan harus putar balik. Sebab, dia harus menanggung biaya bahan bakar yang akan bertambah kalau lewat jalur Probolinggo.
“Lebih baik saya menunggu dari pada harus putar balik lewat Probolinggo. Selain makin jauh, pengeluaran untuk bahan bakar akan bertambah. Saya sudah biasa nunggu kalau ada banjir. Ya mudah-mudahan banjir segera surut,” ujarnya.
Informasi dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Pos PVMBG Gunung Sawur, terekam getaran banjir sejak pukul 14.29 WIB, dengan amplitudo maksimum 12 milimeter dan berlangsung naik turun atau fluktuatif.
“Informasi awal getaran banjir amak 12 mm, hujan lebat juga sedang terjadi disekitar pos pantau curah Kobokan, sehingga diputuskan untuk menutup sementara jalur penyeberangan Curah Kobokan atau Tol Cikali, pada pukul 15.09 WIB,” kata petugas piket Pusdalops BPBD Kabupaten Lumajang, Dwi Nurcahyo.
“Untuk yang berada di sekitaran DAS (Daerah Aliran Sungai), dimohon untuk hati-hati dan meningkatkan kewaspadaan dikarenakan visual gunung berkabut dan cuaca hujan potensi APG sewaktu-waktu bisa terjadi,” imbuhnya. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R