Menu

Mode Gelap
Libatkan 200 Warga, KPU Gelar Simulasi Pencoblosan Eksekutif – DPRD Kabupaten Probolinggo Sepakati APBD 2025 Bawaslu Kabupaten Pasuruan Usulkan Pemecatan Dua Sekretariat PPS Terkait Dukungan Paslon Bupati ke KPU Kejari Kabupaten Pasuruan Musnahkan Barang Bukti, Kasus Narkoba Masih Mendominasi Jelang Debat Pamungkas, Paslon Diharapkan Bisa Paparkan Ide dan Gagasan Pendukung Kotak Kosong Geruduk KPU dan Bawaslu Kota Pasuruan, Tuding Ada Kongkalikong dengan Paslon Tunggal

Kesehatan · 8 Mar 2023 17:44 WIB

Dua Pasien Leptospirosis di Kab. Probolinggo Meninggal Dunia


					Kantor Dinkes Kabupaten Probolinggo Perbesar

Kantor Dinkes Kabupaten Probolinggo

Probolinggo – Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi penyakit.

Salah satu hewan yang tergolong sebagai perantara penyebaran leptospirosis adalah tikus. Di Kabupaten Probolinggo, kasus ini sudah terjadi.

Penyakit tersebut, saat ini sedang menjadi atensi Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pasalnya sepanjang tahun ini sudah ada 249 kasus, sembilan di antaranya meninggal dunia. Bahkan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sampai mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan Leptospirosis.

Begitu halnya dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo. Sepanjang 2023 ini sudah ada tiga pasien yang menderita leptospirosis. Bahkan dua di antaranya meninggal dunia.

Sekretaris Dinkes Kabupaten Probolinggo Mudjoko mengatakan, dengan adanya kasus, penting untuk meningkatkan proses deteksi dini yang dilakukan. Agar penyakit ini bisa terkendali.

“Kasus-kasus Lepto (Leptospirosis) jika kita ikuti, gejala-gejala awal ini sudah ada, greges panas. Kalau sudah punya gejala ini segera periksa, biar dapat dilakukan pemeriksaan lebih detail,” katanya, Rabu (8/3/2023).

Dengan deteksi tersebut, penanganan dapat betul-betul dilakukan. Sehingga kasus yang sampai menyebabkan pasien meninggal dunia, dapat diantisipasi.

“Apabila itu dilakukan, eksekusinya betul-betul pas. Yang tejadi (pasien meninggal, Red.) itu karena sudah terlambat, sudah 4-5 hari baru terdeteksi. Oleh sebabnya perlu ada dukungan dari warga, apabila ada gejala cepat melakukan pemeriksaan. Jangan menganggap biasa, kadang ada yang menganggap ini kasus biasa, pilek biasa. Akhirnya lambat,” paparnya.

Tak kalah penting, Mujoko juga menyebut, dalam proses pengendalian kasus leptospirosis, juga perlu memperhatikan lingkungan agar aman dari tikus. Hal ini menurutnya tidak dapat dilakukan hanya oleh pihak Dinkes. Perlu dukungan dari seluruh elemen masyarakat.

“Pengendalian pada tikusnya ini tak kalah penting. Tapi bukan tikus curut itu. Melainkan tikus yang bulunya jenggrak-jenggrak. Sebab tidak semua tikus dapat mengandung Lepto,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Pegendalian dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Utamanya menjaga kebersihan tempat-tempat yang dapat menjadi sarang tikus.

“Dari hal sepele sebenarnya. Ada makanan di rumah, kemudian dikencingi tikus, tetapi orangnya tidak tahu. Kemudian dimakan. Itu sudah bisa terkena Leptospirosis. Kalau penyebaran dari manusia ke sesama manusianya belum ditemukan,” jelasnya.

Di Kabupaten Probolinggo sendiri wabah ini sempat menjadi endemis pada 2021. Di mana dari Januari-Maret 2021, enam kasus yang ditemukan, keenamnya berujung meninggal.

“Di Dringu itu endemis, sebab saat itu banjir. tikus banyak keluar ke permukiman warga. Sehingga, menjadi endemis. Untuk data Leptospirosis tahun 2022 lalu, ditemukan 16 kasus dengan lima meninggal dunia,” katanya. (*)

 

Publisher: Zainul Hasan R.

Artikel ini telah dibaca 5 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Ditemukan Kasus PTM pada Anak, Dinkes Minta Terapkan Hidup Sehat

16 November 2024 - 20:41 WIB

Oktober 2024, Angka Stunting di Kota Probolinggo 11,32 Persen

14 November 2024 - 05:01 WIB

Waspada! Januari-Oktober, 670 Warga Lumajang Terjangkit DBD

28 Oktober 2024 - 16:43 WIB

Awas, 149 Orang di Lumajang Alami Gagal Ginjal Kronis

9 Oktober 2024 - 14:53 WIB

PT. KAI Daop 9 Buka Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat, Tersebar di 3 Kota

8 Oktober 2024 - 16:25 WIB

Penderita TBC di Lumajang Capai 1.410 Orang, 72 Meninggal Dunia

27 Agustus 2024 - 14:43 WIB

Antisipasi Penyebaran Flu Burung, Pemkab Lumajang Gratiskan Vaksinasi Unggas

22 Agustus 2024 - 09:59 WIB

Marak Kasus Bibir Sumbing, Mayoritas Penderita dari Kawasan Pesisir

17 Agustus 2024 - 19:05 WIB

Angka Kematian Ibu Hamil di Lumajang Menurun, Segini Jumlahnya

21 Juli 2024 - 17:02 WIB

Trending di Kesehatan