Menu

Mode Gelap
KPU Pasuruan Tetapkan DPTb, Bangil Catat Pemilih Masuk Tertinggi, Grati Dominasi Pemilih Keluar Logistik Pilkada di Kab. Probolinggo Mulai Didistribusikan, Segini Jumlahnya Pemkot Probolinggo Sidak Kios, Stok Pupuk Aman KPU Kota Probolinggo Mulai Distribusikan 1.312 Bilik Suara PMII, HMI hingga GMNI Kompak Deklarasi Anti Politik Uang Kampanye Akbar Pamungkas, Handal Bersinar Bertekad Lanjutkan Visi misi Berkelanjutan

Ekonomi · 11 Mar 2023 15:16 WIB

Beras Mahal, Harga Gabah Kering di Lumajang Justru Anjlok


					PANEN: Para petani di Kabupaten Lumajang saat panen raya padi. (foto: Asmadi) Perbesar

PANEN: Para petani di Kabupaten Lumajang saat panen raya padi. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Sejak awal tahun 2023, masyarakat dibuat kelimpungan akibat tingginya harga beras di pasaran. Namun ironisnya, harga gabah kering hasil panen petani justru anjlok, tak terkecuali di Kabupaten Lumajang.

Di kota pisang, curah hujan yang tinggi membuat harga Gabah Kering Panen (GKP) semakin anjlok. Kualitas gabah yang dihasilkan disebut-sebut dibawah standar. Sebab curah hujan tinggi mengakibatkan kadar air dan hampa kotoran gabah naik.

Selain faktor cuaca, penurunan harga gabah juga disebabkan oleh meluasnya area panen serta pemberlakuan harga batas atas dan bawah gabah dan beras yang ditetapkan pemerintah.

Ketua Dewan Pakar DPC HKTI Kabupaten Lumajang, Iskhak Subagio mengatakan, untuk menjamin kepastian harga gabah yang dijual petani, ada surat edaran Kepala Badan Pangan Nasional nomor 47/TS.03.03/K/02/2023 Tanggal 20 Februari 2023.

Dalam surat tersebut, berisi tentang batas bawah harga GKP sebesar Rp4,2 ribu dan batas atas GPK sebesar Rp4,55 ribu ditingkat petani, mengacu pada Peraturan Menteri perdagangan Republik Indonesia nomor 24 tahun 2020.

Menurut Iskhak, SE Kepala Badan Pangan Nasional (SKBPN), tidak sesuai dengan kondisi di lapangan. Sebab, kenyataan di lapangan, harga yang dipatok dalam SE SKBPN, justru tidak sesuai dengan harapan petani.

“Saat ini, petani menginginkan harga jual GKP di atas Rp5 ribu. Harga yang diminta petani bukan tanpa alasan, sebab angka yang diminta para petani dengan kondisi produktivitas lahan padi rata rata 4,5 sampai 5 ton per hektar membuat petani menuntut harga jual gabah yang tinggi,” kata Iskhak, Sabtu (11/3/2023).

Belum lagi, lanjut Iskhak, biaya pengeluaran petani dari mulai penyiapan lahan sampai masa panen tiba amat tinggi. Meskipun petani menggunakan pupuk bersubsidi.

Per Hektarnya, biaya yang dikeluarkan oleh petani sebesar Rp9 juta, ditambah biaya pasca panen sejumlah Rp25 juta per hektar. Alhasil, total biaya per hektarnya yang dihabiskan petani Rp11,5 juta.

“Jika kita anggap hasil produksi GKP per hektar Rp4,5 ribu dengan asumsi harga Rp4,2 ribu berarti sejumlah Rp18,9 juta jadi selisih hanya Rp7,4 juta. Jika angka tersebut dibagi empat bulan maka pendapatan petani sangat jauh dibandingkan dengan Upah Minimum Regional (UMR) Kabupaten Lumajang,” kecamnya.

Iskhak menambahkan, jika bicara investasi, harga per hektare sawah nilainya sudah Rp1 miliar. Jika uang tersebut ditabungkan ke bank maka potensi hasil yang didapat petani jauh diatas pendapatan diatas.

“Inilah yang memicu petani menjual sawahnya ke pihak pengembang. Tentu ini menjadi sebuah ironi di sebuah kabupaten yang 65 persen penduduknya adalah petani,” pungkasnya. (*)

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 29 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi