Menu

Mode Gelap
Songsong Porprov 2025, PODSI Kota Probolinggo Targetkan 6 Medali Emas Solusi Air Bersih di Lumajang: Bupati dan Walikota Probolinggo Dukung Rencana Pembangunan Infrastruktur Air Pemkot Probolinggo Segera Tata Ulang Alun-alun, Siapkan Anggaran Rp10 M Tepis Isu Pecah Kongsi, Bupati dan Wabup Jember Tampil Harmonis saat Hadiri Rapat Paripurna Diawasi dari Udara, Lokasi Sabung Ayam di Nguling Dibongkar Polisi Wanita Muda Kena Begal di Leces Probolinggo, Tangan Nyaris Putus

Budaya · 18 Mar 2023 19:51 WIB

Lestarikan Budaya Islam Nusantara, Mahasiswa Gelar Lomba Baca Kitab Kuning


					LOMBA: Suasana lomba kitab kuning yang digelar mahasiswa STAIBU Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

LOMBA: Suasana lomba kitab kuning yang digelar mahasiswa STAIBU Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Lestarikan budaya islam nusantara, mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Bustanul Ulum (STAIBU) Lumajang, menggelar lomba membaca dan mengartikan kitab kuning tanpa harakat di auditorium kampus, Jl. Doktren No. 26 Desa Krai Kecamatan Yosowilangun, Sabtu (18/03/2023).

Lomba membaca dan mengartikan kitab tanpa harakat itu sengaja diselenggarakan menjelang datangnya bulan suci Ramadhan. Tujuannya, untuk memastikan jika budaya belajar pada kitab tanpa harakat masih diterapkan di Lumajang.

“Sebenarnya ini tugas kuliah namun kebetulan saja mendapatkan atensi dari kampus karena berkaitan erat dengan ideologi kampus kita, yakni Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI),” kata ketua panitia lomba, Muhammad Imron.

Dalam lomba ini, terdapat dua kategori penilaian dari panitia. Yakni penilaian pada ketepatan membaca dan kemampuan mengartikan kitab tersebut.

“Ada dua kategori penlaian, baik untuk lomba membaca kitab Fathul Qorib (Fath Al-Qarib) maupun Mabadi’ Asyrah,” ujarnya menjelaskan.

Fath Al-Qarib merupakan kitab pegangan bagi lembaga pendidikan di pesantren. Kitab yang disusun oleh Ibnu Qosim Al-Ghazi ini digunakan bagi umat muslim yang baru mempelajari ilmu fiqih yang terdiri dari empat bagian, yaitu tentang tata cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum islam yang membahas kriminalitas atau jinayat.

Sementara Mabadi’ Asyrah merupakan kitab yang membahas tentang prinsip ilmu syariah, utamanya yang berkaitan dengan hukum dalam islam.

Dalam lomba membaca dan mengartikan kitab tanpa harakat, juri akan menilai ketepatan dan keahlian mengartikan. Bagi yang dianggap memiliki nilai tinggi akan diberikan penghargaan dari kampus.

“Penghargaam diberikan baik kepada peserta maupun lembaga madrasah diniyah tempat para peserta belajar ilmu di pesantren,” Imron memungkasi. (*) 

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 21 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Pantai Mbah Drajid Jadi Jujukan Warga Mandi di Laut saat Lebaran Ketupat

7 April 2025 - 16:24 WIB

Kapolres Pasuruan Kota Terbitkan Edaran Jelang Praonan, Ini Aturannya

5 April 2025 - 16:13 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (2)

5 April 2025 - 12:41 WIB

Sosok Kakek Calang, Pembabat Desa Kamalkuning Probolinggo (1)

4 April 2025 - 20:35 WIB

Mengenal Ogoh- ogoh, Tradisi Menjelang Hari Raya Nyepi

29 Maret 2025 - 02:24 WIB

Pawai Ogoh-ogoh Meriah di Lumajang, Wujud Toleransi Menjelang Nyepi dan Lebaran

29 Maret 2025 - 02:06 WIB

Sebelum Mengarak Ogoh-ogoh, Umat Hindu di Lumajang Gelar Upacara Tawur Agung Kesanga

28 Maret 2025 - 15:28 WIB

Jahat Dan Rakus, Sosok Rahwana Dibuat Untuk Pawai Ogoh – Ogoh di Lumajang

17 Maret 2025 - 14:10 WIB

Festival MPS Kembali Digelar di Genggong, Ajang Adu Kreatifitas sekaligus Pelestarian Budaya Lokal

8 Maret 2025 - 08:49 WIB

Trending di Budaya