Probolinggo,- Hingga akhir Maret ini, kasus Leptospirosis di Kota Probolinggo diketahui masih tetap tujuh kasus. Meski tidak ada tambahan kasus, Dinas Kesehatan dan P2KB Kota Probolinggo mengimbau warga menggunakan alat pelindung jika beraktivitas di genangan air.
“Sampai akhir Maret ini, jumlah kasus Leptospirosis di Kota Probolinggo masih tetap tujuh kasus, di mana dua di antaranya meninggal dunia. Jadi, tidak ada tambahan kasus,” ujar Kepala Dinkes dan P2KB, dr. Nurul Hasanah Hidayati, Jumat (31/03/2023).
Sebanyak lima orang yang sebelumnya terjangkit dan mendapat perawatan, kini telah sembuh dan sudah pulang dari rumah sakit.
Dan untuk proses penyembuhan penyakit Leptospirosis ini juga tergantung pada komplikasi pada pasien, serta penanganan yang didapat. Jika pasien yang menderita Leptospirosis ringan, pasien bisa sembuh dalam waktu tujuh hari.
“Jadi dari data Dinkes dan P2KB untuk sebaran kasus Leptospirosis ini berada di empat kecamatan. Yakni, satu kasus masing-masing di Kecamatan Wonoasih, dan dan Mayangan, dua kasus di Kecamatan Kanigaran, dan tiga kasus di Kecamatan Kedopok,” ujarnya.
Karena penularan Leptospirosis ini melalui genangan yang terdapat kencing tikus yang terinfeksi bakteri Lepstospira Interrogans, maka diimbau warga yang beraktivitas di genangan untuk memakai pelindung.
“Kami mengimbau kepada warga yang berkaktivitas, atau yang memiliki aktivitas di genangan, apalagi saat ini masih terjadi hujan untuk menggunakan pelindung diri, mulai sepatu boot dan sarung tangan,” imbuhnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.