Probolinggo – Penentuan 1 Syawal 1444 Hijriyah atau Idul Fitri masih belum dapat dipastikan oleh pemerintah. Namun, di sisi lain, ada organisasi kemasyarakatan (ormas) yang sudah menentukan jatuhnya Idul Fitri.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Probolinggo, Sigit Prasetyo mengatakan, dengan menggunakan metode hisab atau ilmu perhitungan astronomi, Muhammadiyah sudah memutuskan bahwa 1 Syawal 1444 Hijriyah bertepatan dengan 21 April 2023.
“Betul, Muhammadiyah sudah menetapkan tanggal itu untuk 1 Syawal,” katanya, Senin (10/4/2023).
Berbeda dengan Muhammadiyah, ormas Nahdlatul Ulama (NU) hingga saat ini belum juga menentukan berakhirnya bulan suci Ramadan. Selanjutnya, NU masih akan menggunakan metode rukyat untuk menentukan 1 Syawal.
“Rukyahnya hari Kamis, bertepatan dengan tanggal 29 Ramadan yakni tanggal 20 April,” terang ketua Pengurus Cabang (PC) NU Kota Kraksaan H. Ahmad Muzammil.
Menanggapi hal penetapan 1 Syawal ini, Kasi Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Probolinggo, Sholehuddin menyebut, adanya perbedaan metode penentuan tanggal 1 Syawal merupakan sesuatu yang harus dihargai. Sebab, hal itu bersumber dari pengetahuan agama. Bahkan menurutnya, adanya perbedaan metode tersebut sudah lumrah terjadi setiap tahunnya.
Ia pun berharap, masyarakat tidak perlu gaduh terkait penetapan 1 Syawal ini. Ia mengajak masyarakat bisa menjadikan hasil sidang isbat Kemenag RI untuk penentuan 1 Syawal 1444 hijriah.
“Kamis sore tanggal 20 April kami rukyatul hilal, setelah itu petangnya baru sidang isbat dan pengumuman 1 Syawal,” ujarnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.