Probolinggo – Hingga hari terakhir pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) pada Jumat (12/5/2023), sebanyak 102 Calon Jamaah Haji (CJH) Kabupaten Probolinggo yang dijadwalkan berangkat pada 2023, memilih untuk menunda keberangkatannya. Sehingga, dengan kuota keberangkatan yang mencapai 737 CJH, dapat dipastikan sebanyak 635 bisa berangkat pada tahun ini.
Hal itu diungkapkan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemanag) kabupaten Probolinggo, Samsur melalui Ervin Syarif Arifin, staf Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Kemenag setempat. Dikatakan jumlah CJH yang melakukan penundaan dengan jumlah CJH cadangan yang sudah lunas, angkanya tidak jauh berbeda. Antaranya keduanya, hanya berselisih satu angka.
“Yang cadangan, dari Kabupaten Probolinggo itu ada 103 yang sudah lunas,” katanya, Jumat (12/5/2023).
Ia pun menyebut, dengan 102 CJH yang memutuskan melakukan penundaan, membuka peluang bagi 103 CJH cadangan untuk bisa berangkat pada tahun ini. Namun, hal ini juga belum menjamin para cadangan tersebut bisa berangkat.
Sebab penentuan cadangan yang berhak berangkat merupakan kewenangan dari kemenag pusat melalui Kemenag Jawa Timur. “Sisa kuota untuk Kabupaten Probolinggo belum tentu terisi dari cadangan Probolinggo,” ujarnya.
Lebih lanjut Ervin menyampaikan, dari 102 CJH yang memutuskan menunda perjalanan hajinya, 56 di antaranya memberikan pernyataan atau keterangan terkait penundaan hajinya. Sementara, 46 lainnya tanpa keterangan.
“Contohnya, terpisah dengan mahromnya untuk jadwal pemberangkatannya sehingga menunda, seperti suami dengan istri itu terpisah jadwalnya,” katanya.
Selian itu, Ervin juga menyebut, terdapat lima CJH 2023 yang meninggal pada saat pemberangkatannya belum terlaksana, sehingga terdapat pelimpahan keberangkatan kepada mahromnya.
“Ada lima yang meninggal, sehingga pelimpahan ke ahli warisnya. Ditambah ada satu CJH yang sakit permanen sehingga pelimpahan porsi juga, dan sampai saat ini pelimpahannya masih dalam proses,” ujarnya. (*)
Editor: Ikhsan Mahmudi
Publisher: Zainul Hasan R.