Lumajang,- Akibat banjir lahar hujan Gunung Semeru yang terjadi pada Jumat (7/7/2023), sebanyak 18 infrastruktur dan beberapa fasilitas umum di wilayah Kabupaten Lumajang rusak berat.
Sejak pagi, masyarakat kota pisang sudah dikejutkan dengan tanah longsor di Jalur Piket Nol, Kecamatan Candipuro. Bencana ini mengakibatkan satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan bayi berusia 4 bulan meninggal dunia.
Bencana terus terus berlanjut. Tak berselang lama, Jembatan penghubung Kabupaten Lumajang – Malang di Dusun Besukcukit, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo putus akibat dihajar banjir lahar.
Seiring putusnya jembatan tersebut, akses warga dari Malang ke Lumajang lumpuh total. Dampak banjir lahar hujan Gunung Semeru terus meluap hingga memporak-porandakan persawahan di lereng Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Bahkan, luapan banjir membuat warga kalang kabut. Mereka sibuk untuk menyelamatkan diri masing-masing serta berupaya membawa harta benda yang masih bisa diselamatkan.
Banjir lahar hujan juga mengamuk di tempat lain, tepatnya di kawasan Sumberwuluh, Candipuro. Jembatan Gantung Kaliregoyo berguncang hebat pasca diterjang banjir hingga akhirnya putus.
“Jumat lalu, tercatat ada 18 infrastruktur dan fasilitas umum mengalami kerusakan berat akibat bencana alam Banjir Lahar Dingin Semeru dan Tanah Longsor,” ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq (Cak Thoriq) dalam laporannya kepada Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, di Kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jakarta, Selasa (13/7/2023).
Cak Thoriq juga menyampaikan, bahwa untuk percepatan penanganan dan pemulihan pasca bencana, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang meminta dukungan dan arahan dari Kepala BNPB.
“Penanganan darurat sudah dilaksanakan dengan baik dan sampai hari ini tidak ada kendala. Tetapi, kami mengharapkan dukungan dan arahan dari BNPB untuk percepatan penanganan dan pemulihan pasca bencana terjadi,” pungkas dia. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R