Menu

Mode Gelap
Anggota KPPS di Pasuruan Dukung Paslon saat Kampanye Akbar, KPU Siapkan Sanksi Hari Tenang, Pencopotan APK di Kabupaten Pasuruan Digencarkan Memasuki Masa Tenang, Bawaslu Lumajang Maraton Bersihkan APK Paslon Dua Sekawan Spesialis Pembobolan Rumah Digulung Polisi Hari Tenang, Bawaslu Kota Probolinggo Sapu Bersih APK Paslon Jadi Langganan Banjir, Pemkab Lumajang Segera Normalisasi Sungai Banter

Ekonomi · 17 Jul 2023 18:08 WIB

Cuaca tak Menentu, Produksi Garam di Kota Pasuruan Anjlok


					ANJLOK: Petani garam di Kota Pasuruan, Mustain, sedang mengecek kristalisasi garam di tambaknya. (foto: Moh. Rois) Perbesar

ANJLOK: Petani garam di Kota Pasuruan, Mustain, sedang mengecek kristalisasi garam di tambaknya. (foto: Moh. Rois)

Pasuruan,- Produksi garam di Kota Pasuruan mengalami penurunan drastis dalam beberapa tahun terakhir, tak terkecuali Tahun 2023 ini. Perubahan iklim disebut sebagai penyebab utama turunnya produksi garam

Kepala Dinas Perikanan Kota Pasuruan, Mualif Arief, mengungkapkan, produksi garam di wilayah ini telah mengalami penurunan yang signifikan dalam empat tahun terakhir.

Pada tahun 2019, produksi garam mencapai 10.044 ton per tahun. Namun, tahun berikutnya, yaitu pada tahun 2020, jumlah tersebut turun menjadi 6.668 ton per tahun.

Tidak hanya itu, pada tahun 2021, produksi garam kembali mengalami penurunan tajam hingga separuh dari tahun sebelumnya. Hanya sebanyak 3.317 ton garam yang berhasil diproduksi di Kota Pasuruan sepanjang tahun tersebut.

Tren negatif ini berlanjut pada tahun 2022, di mana produksi garam hanya mencapai angka 982 ton per tahun.

Mualif Arief menyatakan, faktor cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab utama anjloknya produksi garam. Para petani garam di kawasan ini sangat bergantung pada panas matahari dalam produksi garam.

“Petani mengandalkan sinar matahari. Namun, jika cuaca tak menentu, tentu bisa mengganggu proses produksi garam,” kata kata Mualif, Senin (17/07/2023).

Salah satu petani garam di Kelurahan / Kecamatan Panggungrejo, Mustain (43), membenarkan bahwa perubahan iklim telah mempengaruhi produksi garam di wilayahnya.

Mustain menjelaskan, jika cuaca cerah dan panas, ia bisa menghasilkan empat hingga lima ton garam dari satu petak tambak garam yang ia kelola dalam sekali panen.

Namun, saat cuaca tidak menentu, seperti sering terjadi mendung saat musim kemarau, maka hasil produksi menurun drastis menjadi hanya tiga atau dua ton saja.

“Untungnya sekarang harga garam masih bagus, jadi meski produksinya sedikit masih bisa dapat penghasilan,” ungkap Mustain. (*)

Editor Mohamad S
Publisher Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 23 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

UMP/UMK Tahun 2025, DPC K-SPSI Usul UMK Kota Probolinggo Naik 8-10 Persen

13 November 2024 - 11:51 WIB

Bangkitkan Ekosistem Ekonomi Daerah, Polinema dan Kadin Akan Dorong SDM Lumajang

12 November 2024 - 14:31 WIB

Petani Kota Probolinggo Sukses Tanam Kubis di Dataran Rendah

9 November 2024 - 17:42 WIB

Stok Pupuk Bersubsidi di Lumajang Dipastikan Aman pada Tahun 2024

7 November 2024 - 10:28 WIB

Pertanian Lumajang Sumbang 32 Persen PDRB

6 November 2024 - 14:19 WIB

Harga Cabai Anjlok, Petani Probolinggo Harap Pemerintah Turun Tangan

1 November 2024 - 22:17 WIB

Lahan Tembakau di Lumajang Membengkak Jadi 1.220 Hektare

31 Oktober 2024 - 15:58 WIB

Modal Rp500 Ribu, Pembudidaya Kepiting Tambak Khas Pesisir Probolinggo Tembus Pasar Taiwan

30 Oktober 2024 - 21:06 WIB

Biaya Retribusi Pelaku Usaha di Lumajang Dibebaskan

21 Oktober 2024 - 12:44 WIB

Trending di Ekonomi