Lumajang,- Usai sudah masa tanggap darurat bencana banjir lahar hujan Gunung Semeru dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Lumajang, Jumat (7/7/2023) lalu.
Setelah dua pekan berlalu, para pengungsi, relawan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang telah meninggalkan posko pengungsian.
Sebelumnya, ribuan warga mengungsi di 16 titik di 7 kecamatan berbeda. Meski 14 hari sudah berlalu, namun kisah memilukan itu masih terus membayangi warga sekitar aliran lahar Semeru.
Seperti yang dituturkan oleh Lukman (48), warga Jugosari, Kecamatan Candipuro. Rumah Lukman, juga sempat terendam material lumpur beberapa waktu lalu.
Lukman mengakui hingga saat ini ia masih trauma dengan kejadian yang menimpanya itu. Menurutnya, pada saat itu dirinya bersama keluarganya tengah berkumpul menunggu waktu untuk berangkat kerja.
Ketika itu pula, kata Lukman, canda dan tawa yang awalnya sumringah, berganti dengan rasa takut dan panik ketika banjir datang menghantam rumahnya.
“Awalnya saya bersama keluarga ngobrol, bercanda sambil nunggu berangkat kerja. Tiba-tiba banjir datang menghantam rumah saya mas,” kata Lukman, Jum’at (21/7/23).
Beruntung, sambung Lukman, pada saat itu ia berhasil menyelamatkan dua anaknya yang masih duduk di bangku SD. Jika waktu itu ia telat merangkul buah hatinya, mungkin keduanya sudah tidak bersamanya.
“Ya, beruntung saya langsung rangkul anak, kalau tidak ya tidak tahu nasib buah hatiku. Saya tinggal bersama istri dan dua anak saya di rumah,” cetusnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lumajang, Agus Triyono menyebut, segala upaya penanganan telah dilakukan Pemkab Lumajang dan jajaran TNI)Polri serta para relawan, termasuk perbaikan sejumlah infrastruktur yang rusak akibat bencana tersebut.
“Alhamdulillah tugas kemanusiaan selama masa tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 14 hari telah kita laksanakan,” papar Agus.
Dikatakan Agus, meski masih menyisahkan evaluasi pasca penangan bencana, namun kondisi wilayah terdampak bencana sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya.
“Terima kasih atas segala daya upaya, kerja keras dan solusi yang telah diberikan dalam mempercepat proses penanganan, Insya-Allah kesehatan keberkahan senantiasa Allah curahkan pada kita semua,” cetus Agus.
Diketahui, tanah longsor dan banjir bandang yang menerjang kota pisang itu melanda 7 kecamatan, yaitu Kecamatan Tempursari, Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Tempeh, Pasrujambe dan Senduro. Ada 26 rumah, 1 sekolah, 1 masjid, 2 tempat usaha dan sejumlah tanggul rusak.(*)
Editor Mohamad S
Publisher Zainul Hasan R