Pasuruan,- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur meluncurkan program 1 juta telur di Kota Pasuruan, Jumat (28/7/2023).
Langkah ini menjadi bagian dari program percepatan penurunan stunting dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30. Sebanyak 120 kilogram telur akan disalurkan oleh BKKBN Jatim ke setiap kota dan kabupaten di Jawa Timur.
Rangkaian acara dimulai dengan pemberian bantuan telur secara simbolis kepada warga di Pendopo Walikota Pasuruan. Acara dilanjutkan dengan rangkaian peringatan Harganas ke 30 di GOR Untung Suropati.
Dalam peringatan Harganas ini, BKKBN Jawa Timur memberikan penghargaan kepada 16 kota dan kabupaten yang dinilai berhasil menurunkan angka prevalensi stunting.
Kota dan kabupaten yang mendapatkan penghargaan, antara lain: Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Banyuwangi, Magetan, Mojokerto, Nganjuk, Bangkalan, Bondowoso, Sampang, Sumenep, Gresik, Ponorogo, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Tuban, dan Kota Malang.
Wali Kota Pasuruan, Syaifullah Yusuf, menjelaskan bahwa angka prevalensi stunting di Kota Pasuruan saat ini sekitar 19 persen. Pemkot Pasuruan akan menekan angka stunting dengan memunculkan berbagai program baru.
Program-program ini nantinya akan didanai lewat dengan APBD yang akan segara dirumuskan Pemkot Pasuruan bersama DPRD kota setempat.
“Kita sedang memfinalkan perencanaan program penurunan stunting di Kota Pasuruan. Program ini akan melibatkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan bertujuan untuk mengurangi angka stunting secara signifikan,” ujar Gus Ipul, sapaan akrab Wali Kota Pasuruan.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut jumlah stunting di Jawa Timur masih berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni 19,2 persen. Angka itu lebih rendah dari rata-rata nasional yang mencapai 21,6 persen.
Standar WHO jangan sampai di atas 20 persen. Sementara untuk target nasional di tahun depan ditetapkan di angka 14 persen. Sekarang, angka nasional masih berada di 21,6 persen,” kata Khofifah.
Khofifah menekankan pentingnya partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam penanggulangan stunting. Ia mengajak masyarakat untuk menjadi bapak asuh anak yang terindikasi stunting dengan memberikan nutrisi yang cukup bagi anak-anak.
Ia memberikan contoh sederhana, seperti memberikan satu butir telur setiap hari, sehingga dalam 30 hari akan terpenuhi 30 butir telur. Selain itu, pemberian makanan bernutrisi seperti satu kilogram telur dengan biaya sekitar Rp30 ribu per bulan juga dapat membantu mencegah stunting
“Saya harus menyebut terindikasi stunting, karena belum tentu berat timbang itu kan dilihat dari panjang badannya. Orang pendek belum tentu stunting, maka saya sebut terindikasi stunting. Kalau stunting pasti pendek, orang pendek belum tentu stunting karena ada kecerdasan di dalamnya,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R