Menu

Mode Gelap
Kisruh Pemilihan Ketua RW, Warga Luruk Kantor Kelurahan Rumah di Kraksaan Terbakar, Diduga Sengaja Dibakar Suami Pasca Tengkar dengan Istri Cek PMK di Pasar Hewan Wonoasih, Pj. Gubernur Jatim Jamin Pasar Hewan Tetap Dibuka Harga Cabai Rawit Mahal, Petani Justru Mengeluh Gagal Panen karena Cuaca Hujan Edarkan Sabu, Pemuda Asal Panggungrejo Diciduk Polisi Kasus PMK di Lumajang Mencapai 983, 766 Diantaranya Dinyatakan Sembuh, 147 Lainnya Belum Sembuh

Ekonomi · 29 Jul 2023 16:44 WIB

Elpiji 3 Kilogram di Lumajang Tembus Rp30 Ribu, Warga Kelimpungan


					LANGKA: Epiji 3Kg langka di sejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

LANGKA: Epiji 3Kg langka di sejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Elpiji 3 kilogram di sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Lumajang sudah kian sulit didapat. Tak hanya sulit, harga jualnya pun juga melangit.

Warga Desa/Kecamatan Pasrujambe, Lilik (30) menjelaskan, sudah sepekan ini ia kesulitan mendapatkan elpiji. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, ia selalu mengandalkan elpiji untuk memasak.

Ibu satu anak ini, mengaku harus numpang ke tetangganya agar bisa memasak. Bukan hanya sehari, tapi sudah dua hari terakhir ini, ia belum mendapat tabung gas.

“Gas susah sekali sekarang mas, Saya buka facebook untuk mencari orang yang jualan tabung gas LPG, tapi gak ada yang jualan,” curhat Lilik, Sabtu (29/7/2023).

Kondisi yang sama dialami, warga yang tinggal di Desa/Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Di lereng Semeru ini, emak-emak juga mengeluhkan kesulitannya mendapatkan elpiji.

“Jika pun ada, harganya Rp30 ribu sekarang. Padahal sebelumnya hanya Rp20 ribu, kenapa sekarang kok malah naik,” keluh Mukrimah, warga Desa Senduro.

Plt Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Lumajang Muhammad Ridha memaparkan, kelangkaan gas melon tidak hanya dirasakan warga Lumajang.

Pihaknya telah melakukan pemeriksaan di lapangan, dan hasilnya, jumlah pasokan untuk Lumajang tidak ada masalah. Karena jatah yang tidak dimasukan dalam rentang waktu tertentu membuat masyarakat merasakan stoknya berkurang.

“Hal itu membuat masyarakat melakukan pembelian dalam jumlah berlebih untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaannya,” kata dia. (*)

 

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Harga Cabai Rawit Mahal, Petani Justru Mengeluh Gagal Panen karena Cuaca Hujan

14 Januari 2025 - 16:18 WIB

Pangdam V Brawijaya Dorong Jatim Produksi 2 Juta Ton Beras

10 Januari 2025 - 19:05 WIB

Harga Cabai Rawit di Kota Pasuruan Tembus Rp 120 Ribu Per Kilogram

7 Januari 2025 - 15:23 WIB

Musim Hujan, Harga Cabai Rawit di Kota Probolinggo Melesat hingga Rp100 Ribu/kg

6 Januari 2025 - 20:00 WIB

Nataru, Harga Telur Ayam di Lumajang Naik

26 Desember 2024 - 12:30 WIB

Harga Minyak Goreng dan Telur Melonjak di Pasar Winongan Pasuruan

25 Desember 2024 - 11:53 WIB

Harga Daging Sapi dan Ayam Potong Menjelang Nataru di Lumajang Stabil

23 Desember 2024 - 12:26 WIB

Menjelang Natal, Cemara Poa-poa di Prigen Banjir Pesanan

22 Desember 2024 - 16:06 WIB

Hobi Antarkan Warga Tegalsiwalan Raup Cuan, Kini Budidayakan 100 Varietas Anggur

21 Desember 2024 - 21:46 WIB

Trending di Ekonomi