Menu

Mode Gelap
Warga Sidepan Winongan Jadi Korban Begal, Dibacok dan Motor Dirampas Balap Sepeda Tour Semeru lll Diikuti Berbagai Daerah Menteri Pekerjaan Umum Tinjau Tol Probowangi Pasca Dibuka Fungsional Menjelang Natal, Cemara Poa-poa di Prigen Banjir Pesanan Balos Tampilkan Karakteristik Batik Khas Lumajang Sekda Lumajang: APIP Diperlukan untuk Cegah Korupsi

Pendidikan · 31 Agu 2023 15:25 WIB

Kebakaran Hutan Bantengan Lumajang Belum Padam, Medan Sulit jadi Kendala


					DIPADAMKAN: Proses pemadaman api di Blok Bantengan, Desa Ranupani, Senduro, Lumajang. (foto: Asmadi) Perbesar

DIPADAMKAN: Proses pemadaman api di Blok Bantengan, Desa Ranupani, Senduro, Lumajang. (foto: Asmadi)

Lumajang,- Kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tepatnya di Blok Bantengan, Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, hingga Kamis (31/8/23), belum terkendali.

Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, hingga saat ini proses pemadaman masih terus dilakukan tim gabungan yang terdiri dari unsur TNBTS Resort Ranupani, BPBD Kabupaten Lumajang, TNI-Polri, Masyarakat Peduli Api Desa Ranupani dan warga.

Proses pemadaman dilakukan tidak sekedar memadamkan api. Namun juga ilaran api dengan memotong jalur yang dituju api. Selain itu, dilakukan sistem sekat bakar di sejumlah titik kebakaran.

“Ilaran api akan dilakukan dari arah bawah savana menuju ke arah atas lereng, oleh tim TNBS yang menangani bagian bawah. Sedangkan tim bagian atas akan melakukan dari atas ke bawah,” kata Eka, Kamis (31/8/2023).

Dia menduga kebakaran hutan di kawasan TNBTS akibat musim kemarau panjang dan gesekan antar ranting tanaman yang sudah mengering.

“Tim TNBTS Resort Ranupani telah melakukan penanganan dengan menggunakan penyekatan api dengan dahan-dahan yang basah,” ujarnya.

Dikatakan Eka, karena lawasan ini berada di dataran tinggi, tentu tiupan angin sangat kencang. Angin kencang membuat api menyala kembali dari sisa penyiraman yang sudah dilakukan sebelumnya.

“Bara ranting pohon sisa terbakar yang jatuh juga bisa membuat pembakaran kembali terjadi selama bahan bakar (rumput, red) masih ada,” tambah Eka.

Disamping itu, imbuh dia, akses menuju lokasi kebakaran sangatlah sulit. Sehinga tim petugas gabungan kesulitan untuk memadamkan api.

“Akses jarak tempuhnya sulit, sehingga penyiraman masih dikatakan lambat,” pungkas Eka. (*)

 

Editor: Mohamad S

Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 47 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Sebanyak 1.739 Siswa di Lumajang Putus Sekolah

14 November 2024 - 16:25 WIB

Cegah Terulangnya Kasus Supriyani, Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan Siap Dampingi Guru

5 November 2024 - 16:14 WIB

Cegah Perundungan, Kejaksaan Negeri Kota Probolinggo Masifkan Pendidikan Hukum ke Pelajar

7 Oktober 2024 - 16:49 WIB

Tingkatan IPM dan Kesejahteraan, Guru Madrasah se-Kabupaten Probolinggo Sepakat Menangkan Gus Haris – Ra Fahmi

7 September 2024 - 20:48 WIB

Top! 13 Kontingen Pelajar Harumkan Nama Lumajang di Olimpiade Nasional

22 Agustus 2024 - 16:44 WIB

Duh! 5.848 Pelajar di Lumajang Putus Sekolah

16 Agustus 2024 - 19:38 WIB

Bahayakan Siswa, DPRD Kabupaten Probolinggo Kecam Pembiaran Kerusakan SDN Bimo 

8 Agustus 2024 - 20:55 WIB

Siasat Pemkab Lumajang Sejahterakan Guru non-NIP, Honor Dicairkan dengan Skema Peningkatan Kompetensi

7 Agustus 2024 - 12:11 WIB

Duh! Jumlah Penderita HIV di Lumajang Capai 2.103 Orang

6 Agustus 2024 - 19:30 WIB

Trending di Pendidikan