Pasuruan,- Sudah sepekan terakhir, hutan di lereng Gunung Arjuno dilanda kebakaran hutan. Dalam upaya memitigasi kebakaran ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur pun kooordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB.
Operasi pemadaman kebakaran kebakaran hutan dan lahan (Karhutla dipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (2/9/20239).
Menurut Khofifah, hingga Sabtu sore, beberapa kawasan memang masih terdapat titik kobaran ap, terutama di Bukit Budug Asu, Kecamatan Singosari, dan bahkan telah merembet ke arah Kabupaten Pasuruan. Api meluas hingga 1.200 hektar dan belum dapat dipadamkan sepenuhnya.
“Kami telah melakukan observasi sejak tanggal 31 Agustus 2023, terutama di titik-titik sulit yang tidak dapat diakses dengan pemadaman manual. Hari ini, kami telah menggunakan teknis water bombing sebanyak 13 kali dengan melepas 800 liter air dalam setiap aksi.” kata Khofifah.
Pemadaman udara ini dilakukan di area kawasan Tahura, termasuk Desa Cendono Kabupaten Pasuruan dan Desa Toyomarto Kabupaten Malang, yang mencakup tiga hot spot di wilayah Singosari Kabupaten Malang dan Desa Tambaksari Kecamatan Purwodadi Pasuruan.
“Selain upaya pemadaman dengan helikopter, pemadaman manual juga terus dilakukan oleh 350 personil gabungan, termasuk personil Tahura R Soerjo, masyarakat Peduli Api (MPA), relawan, serta dukungan dari BPBD Provinsi Jatim, BPBD Kabupaten Pasuruan, BPBD Kabupaten Malang, TNI, dan Polri,” ujarnya.
Dijelaskan Khofifah, selain faktor cuaca ekstrem akibat fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan, penyelidikan menunjukkan bahwa karhutla ini juga disebabkan oleh aktivitas perburuan liar yang mengakibatkan pembakaran semak-semak hutan untuk memudahkan pemburuan satwa.
Gubernur Khofifah mengimbau masyarakat untuk menghentikan kegiatan perburuan liar yang merusak lingkungan. “Kami mohon segera dihentikan. Tolong dijaga alam kita dan lindungi hutan kita dari perburuan liar,” tambah Khofifah.
Dengan kekeringan yang berlangsung selama 10 hari, Gubernur Khofifah juga mendorong masyarakat untuk melakukan Sholat Istisqo’ sebagai upaya untuk memohon turunnya hujan, terutama bagi masyarakat di sekitar Gunung Arjuno dan daerah-daerah yang mengalami kekeringan.
Selain usaha fisik, melihat kondisi belum turunnya hujan secara berkepanjangan ini, Gubernur Khofifah secara khusus menyerukan agar masyarakat mulai melakukan Sholat Istisqo’ untuk memohon diturunkan hujan.
Utamanya, bagi masyarakat yang berada di sekitar kawasan Gunung Arjuno dan daerah yang mengalami kekeringan.
“Mari kita memulai Sholat Istisqo’. Ini sudah saatnya. Mudahan-mudahan Allah segera menurunkan hujan, apalagi di kawasan hutan ini sudah 10 hari tidak hujan,” tutur Khofifah. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moh. Rochim