Probolinggo,- Wilayah Gunung Bromo kembali mengalami kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Api diketahui kembali menyala di area wisata itu, Rabu (6/9/2023).
Kali ini, kebakaran itu terjadi di kawasan Bukit Teletubies, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Hingga Kamis (7/9/23) pagi, kobaran api masih belum sepenuhnya padam.
Informasi yang berkembang, kebakaran ini dipicu oleh flare pengunjung yang sedang melakukan pre-wed. Video saat pengunjung pre-wed ini viral media sosial.
Dalam video berdurasi 41 detik yang diunggah akun instagram @mountnesia, menunjukkan 5 orang pengunjung yang salah satunya adalah perempuan.
Sejatinya video awal berdurasi 25 detik, namun video tersebut digabung dengan video lain yang menunjukkan kebakaran lahan yang sudah meluas efek dinyalakannya flare di kawasan wisata alam itu.
Dalam video disebutkan bahwa 5 orang tersebut melakukan sesi foto prewed. Namun saat proses foto, diduga mereka menggunakan flare, yang akibatkan padang ilalang di Bukit Teletubbies terbakar.
Dalam video tersebut, si perekam video menyebut kata-kata “Orang-orang membuat kebakaran ini, tapi masih santai-santai”.
Salah satu sopir jip Bromo, Khoirul Umam membenarkan hal tersebut. Menurutnya, memang ada sesi foto prewed dengan menyalakan flare di Bukit Teletubbies, dan diduga menjadi penyebab terjadinya karhutla.
“Jadi informasi yang saya dapat, sesi kejadian itu berlangsung Rabu sore kemarin. Berawal dari foto prewed dengan menyalakan flare sehingga mengakibatkan kebakaran yang sebarannya meluas,” ujar Umam.
Hal senada disampaikan salah satu pelaku wisata di kawasan Bromo, Miko. Ia mengatakan, saat sekelompok pre-wed menyalakan flare, percikan api kemudian mengenai rumput kering sehingga memantik api yang kobarannya terus membesar.
“Dugaannya akibat dari flare yang dinyalakan kemudian percikannya mengenai rumput hingga api menyala. Yang saya sayangkan, kenapa ketika awal api muncul mereka tidak berupaya memadam sebelum akhirnya api membesar,” kecamnya.
Diketahui, sebelumnya kawasan Bromo sempat ditutup lantaran terjadi karhutla. Namun tak berlangsung lama pasca dibuka, kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) kembali terbakar. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Moh. Rochim