Menu

Mode Gelap
Virus HMPV Masuk Indonesia, Bisa Sebabkan Kematian pada Balita dan Lansia Korban Pembunuhan di Hotel Surabaya Sempat Rencana Nikah Akhir Desember 2024 Persipro 1954 Tergabung di Grup BB Babak 32 Besar, Optimis Lolos Kemenhub Larang Sepeda Listrik Digunakan di Jalan Raya, Polisi Tidak Bisa Tilang Pelanggar Asyik! Siswa SD Dapat Makan Bergizi Gratis dari Kejaksaan Apes! Motor Kurir ini Digondol Maling Saat Hendak Antarkan Paket

Peristiwa · 8 Sep 2023 18:56 WIB

Kebakaran Hutan Gunung Arjuno Masih Membara, BNPB Tambah Helikopter Water Bombing Super Puma


					CANGGIH: Helikopter Water Bombing Super Puma yang disiapkan BNPB untuk memadamkan api di Gunung Arjuno. (Humas BNPB) Perbesar

CANGGIH: Helikopter Water Bombing Super Puma yang disiapkan BNPB untuk memadamkan api di Gunung Arjuno. (Humas BNPB)

Pasuruan,- Kebakaran hutan dan lahan yang melanda kawasan Gunung Arjuno hingga saat ini masih belum berhasil dipadamkan sepenuhnya. Luas lahan yang terbakar mencapai total 4.786 hektar.Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengatakan kebakaran hutan dan lahan di kawasan Gunung Arjuno sudah bisa dikendalikan, tetapi masih ada sisa sisa bara api yang tidak bisa dijangkau dengan operasi darat.

Oleh karena itu, pihaknya telah menambah helikopter water bombing super puma untuk mempercepat upaya pemadaman dengan intensitas yang lebih besar.

“Hari ini ditambah satu halikopter super puma dengan harapan satu dua hari ini segera bisa tuntas kebakaran di Arjuno ini,” kata Suharyanto saat memantau pemadaman lahan di kawasan Gunung Arjuno di Kecamatan Prigen, Jumat (8/9/2023).

Dijelaskan Suharyanto, helikopter super puma ini memiliki kapasitas pengangkutan air hingga 4 ribu liter, jauh lebih besar dari water bombing sebelumnya yang hanya dapat mengangkut 1 ribu liter air.

Meskipun penggunaan helikopter ini penting, Suharyanto menyebut bahwa operasi darat tetap menjadi fokus utama dalam pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Gunung Arjuno.

Pemadaman melalui udara dianggap sebagai solusi terakhir, yang harus dilakukan ketika operasi darat tidak memungkinkan.

“Yang paling penting adalah operasi darat, Pemadaman lewat udara ini merupakan solusi terkahir, ketika api api itu tidak bisa didatangi operasi darat,” jelasnya.

Suharyanto juga mengungkapkan bahwa cuaca yang sangat panas menjadi salah satu penyebab kebakaran ini. Namun, secara umum, kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia yang kurang disiplin, kurang tertib, atau melanggar aturan.

“Kemungkinan ada ulah manusia, tetapi kita belum bisa menentukannya. Kalau di Kalimantan ada upaya membuka lahan dengan membakar pohon, di sini mungkin juga ada yang tidak hati-hati dalam membakar sampah atau merokok,” pungkasnya. (*)

Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R

Artikel ini telah dibaca 70 kali

badge-check

Reporter

Baca Lainnya

Korban Pembunuhan di Hotel Surabaya Sempat Rencana Nikah Akhir Desember 2024

17 Januari 2025 - 18:37 WIB

Diterjang Banjir, Dam Peninggalan Belanda di Kota Probolinggo Ambrol

16 Januari 2025 - 13:58 WIB

Banjir Rendam Ribuan Rumah di 3 Kecamatan, Aktivitas Warga Lumpuh

16 Januari 2025 - 11:03 WIB

Truk Boks Sasak Truk Pasir di Jalur Pantura, Sopir Sempat Terjepit

15 Januari 2025 - 14:08 WIB

Kisruh Pemilihan Ketua RW, Warga Luruk Kantor Kelurahan

14 Januari 2025 - 19:56 WIB

Rumah di Kraksaan Terbakar, Diduga Sengaja Dibakar Suami Pasca Tengkar dengan Istri

14 Januari 2025 - 19:21 WIB

Awalnya Perbaiki Perahu, Nelayan Ditemukan Mengambang

13 Januari 2025 - 19:06 WIB

Dua Warga Winongan Dibacok Tetangga

11 Januari 2025 - 17:06 WIB

Pohon Roboh Timpa Rumah, Tewaskan Lansia

10 Januari 2025 - 13:14 WIB

Trending di Peristiwa