Lumajang,- Kekeringan melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur, tak terkecuali di Kabupaten Lumajang. Untuk mengatasi kekeringan di Kota Pisang, Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyarankan warga memanfaatkan sumur pompa.
Di Kabupaten Lumajang, kekeringan di beberapa daerah menyebabkan roda ekonomi masyarakat tersendat.
Warga tidak hanya kesulitan memperoleh air bersih, namun lahan pertanian juga kekurangan pasokan air. Hal itu berakibat pada produktivitas hasil pertanian, yang anjlok.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kekeringan yang terjadi merupakan imbas dari musim kemarau panjang yang terjadi di Indonesia, khususnya di Jawa Timur.
Sebenarnya, kata dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) sudah melakukan beberapa langkah taktis guna mengatasi kekeringan dan krisis air bersih.
Salah satunya, melakukan pengeboran sumur hidrolis. Air dari sumur hidrolis ini juga digunakan untuk mengairi sawah yang terdampak kekeringan parah akibat Elnino.
“Kita berharap produksi padi kita tetap produktif seperti sekarang ini surplus 9,23 persen, hingga tanggal 22-23 September,” kata Khofifah usai meresmikan Jembatan Kali Mujur di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Rabu (20/9/23).
Sumur pompa yang ada di sawah-sawah, sambung dia, juga bisa dijadikan referensi bersama. Sebab sumur pompa selama ini cukup efektif untuk mengaliri sawah saat musim kemarau.
Di beberapa wilayah di Jawa Timur, menurut Khofifah, sudah mulai memperdayakan sumur pompa untuk mendapatkan air. Daerah yang sudah memperdayakan sumur pompa mayoritas wilayah Mataraman.
“Mulai dari Madiun, Ngawi, Ponorogo, dan Magetan sekarang menggunakan pompa, sekarang Jombang mulai memasifkan sumur bor. Mungkin bisa menjadi studi banding bagi gapoktan supaya mereka punya referensi, bagaimana mereka agar tetap bisa mengairi sawahnya,” pungkasnya. (*)
Editor: Mohamad S
Publisher: Zainul Hasan R